 |
Memasak Bersama |
Contoh lauk pauk bahan hewani antara lain daging, ayam, unggas, dan, ikan. Sedangkan controh produk hewan antara lain telur. Bahan nabati contohnya kacang tanah, kacang hijau.
Selain lauk pauk juga ada masakan berupa hidangan sayur dan sayuran. Dalam menu sehari-hari hidangan sayur dan sayuran sangat diperlukan sebagai sumber vitamin dan garam-garaman. Dalam proses pengolahan hidangan sayur dan sayuran yang menggunakan berbagai sayuran hendaknya diusahakan jangan sampai banyak vitamin dan garam-garaman yang larut atau hilang. Pada dasarnya hidangan sayur sama dengan hidangan sayuran, yang membedakan adalah ada tidaknya kuah.
(1) Hidangan sayur
Menurut Marwanti, sayur adalah suatu hidangan berkuah yang merupakan kelengkapan nasi yang dapat dimakan dengan tanpa nasi. Bahan utama yang digunakan adalah sayuran dan kacang-kacangan. Bahan cair yang dapat digunakan adalah air, santan, dan kaldu. Selain sayuran dan kacang-kacangan, bahan isi dapat ditambahkan bahan lain dari hewan atau tumbuh-tumbuhan serta produk-produknya. Hidangan sayur dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu :
(a) Sayur yang menggunakan kuah air atau kaldu
Golongan sayur ini merupakan golongan sayur berkuah jernih karena tidak menggunakan santan. Ada macam penggolongan sayur-sayuran, yaitu sayur yang bumbunya direbus bersama kuah dan sayur yang bumbunya ditumis. Sayur yang bumbunya direbus bersama kuah antara lain sayur asam, sayur menir, sayur bening, sedangkan sayur yang bumbunya ditumis misalnya soto.
(b) Sayur berkuah air atau kaldu, ditambah santan
Santan yang digunakan dalam sayuran bervariasi. Dari yang encer hingga kental. Menurut Marwanti (2000: 67), yang perlu diperhatikan adalah kapan saat bumbu mulai direbus dengan santan cair, dan kapan pula memasukkan santan kentalnya agar dapat diperoleh konsistensi yang diharapkan.
(2) Hidangan sayuran
Hidangan sayuran adalah masakan atau hidangan yang berasal dari
sayuran sebagai bahan pokok, tidak berkuah, dan dapat digunakan sebagai pelengkap nasi. Tujuan utama memasak sayuran adalah untuk mempertahankan gizi yang terkandung pada sayuran sebanyak mungkin, mudah dimakan, mudah dicerna, dan sayuran tetap enak dimakan.
Memasak sayuran yang ideal adalah sayuran empuk tapi masih utuh, warna tidak jauh berbeda dengan warna aslinya, dan rasanya enak. Orang Indonesia terutama yang tinggal di Jawa Barat banyak makan sayuran mentah, dikukus, atau direbus. Sayuran itu dapat dimakan dengan berbagai macam sambal.
Hidangan sayuran dapat digolongkan menjadi 3, yaitu hidangan sayuran mentah, hidangan sayuran masak, dan hidangan sayuran masak dan mentah. Hidangan sayuran mentah antara lain lalap mentah, karedok, terancam, dan asinan. Hidangan sayuran masak antara lain lalap masak, urapaan atau gudangan, pecel, dan buntil. Sedangkan contoh hidangan sayuran mentah dan masak antara lain gado-gado, rujak petis atau rujak cingur, tahu campur, tahu petis, ketoprak, dan lain-lain.
2) Masakan kontinental
Menurut Marsum W A masakan kontinental merupakan makanan atau hidangan dari Negara Eropa dan Amerika. Hidangan yang biasa disajikan adalah salad, soup, main couse, dan dessert.
3) Masakan oriental
Masakan oriental adalah masakan yang berasal dari negara-negara oriental (Asia). Makanan oriental dalam penghidangannya berdiri sendiri, terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran.
4) Cake dan roti
Menurut Siti Hamidah, cake merupakan produk yang berasa manis, kaya akan lemak dan gula diperoleh dari pembakaran. Adonan cake mengandung tepung, gula, garam, susu, telur, air, lemak, bahan pengembang dan bahan penambah aroma. Membuat cake perlu ketelitian, hal ini terkait ketepatan dalam penimbangan bahan, dan teknik pencampuran adonan.
Menurut Siti Hamidah, roti merupakan produk sederhana yang diselesaikan dengan oven. Adonan ini dibuat dengan bahan dasar tepung dan air kemudian dikembangkan dengan ragi. Keberhasilan dalam pembuatan roti tergantung pada dua hal, yaitu cara gluten dikembangkan dan fermentasi dari ragi.
Pengembangan gluten dilakukan pada waktu pengulian, sedangkan yeast atau ragi dikembangkan pada saat pengulian dan terus berlanjut sampai adonan ada di dalam oven dan akan terhenti saat suhu adonan mencapai
Menurut Elizabeth B. Hurlock, bentuk penyaluran minat pada kegiatan memasak dapat dilihat dari kemauan siswa untuk belajar memasak, mencari hal-hal yang berkaitan dengan memasak, mencoba aneka resep baru. Sedangkan untuk melihat kesenangan siswa dalam melakukan kegiatan dapat dilihat dari hobi memasak siswa, semangat dalam memasak, serta memasak atas kemauan diri sendiri.
Minat ialah suatu proses pengembangan seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu kegiatan yang disenangi. Berasal dari minat seseorang bisa melakukan suatu pekerjaan dengan maksimal. Minat seseorang tidak boleh di paksakan, karena itu akan muncul dari diri sendiri dan faktor yang mempengaruhinya. Minat memasak adalah keinginan yang timbul dari diri seseorang karena melakukan sesuatu hal yang berhubungan dengan memasak.
Adapun beberapa hal yang mendukung berkembangnya minat memasak pada siswa laki-laki maupun perempuan antara lain jenis masakan, pekerjaan yang berhubungan dengan memasak, usaha kuliner, faktor internal yang berasal dari diri sendiri serta faktor eksternal yang berasal dari keluarga, teman, maupun media massa. Jenis masakan yang diminati untuk dimasak oleh siswa meliputi makanan sehari-hari yang dikonsumsi oleh siswa, yaitu makanan pokok, lauk pauk, sayuran, makanan asia serta cake dan roti.
Dari faktor internal, minat memasak dapat meningkat dengan adanya kemauan diri sendiri untuk belajar memasak, serta faktor genetik dari orang tua. Sedangkan faktor eksternal minat memasak dapat dilihat dari pekerjaan orang tua, dukungan, perhatian atau arahan dari orang tua, kondisi lingkungan serta pergaulan teman.
Siswa yang memiliki minat dalam memasak akan terampil dalam bidang memasak, namun berbeda dengan siswa yang kurang minat dalam memasak. Hal ini dikarenakan keahlian memasak perlu latihan dan keterampilan. Siswa yang sering berlatih memasak maka minat memasak akan berkembang dan akan menjadikan peluang usaha atau pekerajaan di masa mendatang.