Dakwah seyogyanya melihat apa yang menjadi kebutuhan dan kondisi
umat Islam. Dakwah di tengah masyarakat intelektual dalam arti tingkat SDM
nya cukup tinggi maka dakwah harus bersifat rasional. Demikian pula dakwah
di tengah perkotaan akan berbeda dengan dakwah di kampung-kampung yang
berlatarbelakang SDM yang lemah, maka dakwah dilaksanakan dengan cara
tidak mengandalkan logika dan filosofis.Di tengah-tengah masyarakat yang
terbilang awam tentunya akan tepat jika dakwah berupakisah-kisah yang
menarik dan tidak banyak membutuhkan rasio dalam mencerna isi dakwah
(Shihab, 2004: 395).
Dalam memahami esensi dari makna dakwah, kegiatan dakwah sering
dipahami sebagai upaya memberikan pemecahan masalah dan
penyelesaiannya. Masalah yang dimaksud mencakup aspek ekonomi, politik,
sosial, budaya, hukum, sains, dan teknologi. Untuk itu dakwah harus dikemas
dengan cara atau metode yang pas, atau meminjam istilah dari Yunan Yusuf
(Suparta (ed), 2003: xiii)
bahwa dakwah harus dilakukan secara aktual, faktual
dan kontekstual. Aktual dalam arti memecahkan masalah yang kekinian yang
hangat di tengah masyarakat, faktual dalam arti konkrit yang nyata, serta
kontekstual dalam arti relevan dan menyangkut problem yang sedang dihadapi
oleh masyarakat.
Pada dasarnya dakwah merupakan seruan agama, seruan tersebut
mempunyai maksud dan tujuan untuk mengubah masyarakat sasaran dakwah
ke arah lebih baik dan lebih sejahtera, lahiriah maupun batiniah baik secara
individu maupun kelompok. Agar tujuan tersebut tercapai secara efektif, maka
para penggerak dakwah harus mengorganisir segala komponen dakwah secara
tepat dan salah satu komponen itu adalah dari unsur medianya (Syukir, 1983:
163).
Media dakwah mengalami perkembangan, hal ini sejalan dengan
teknologi komunikasi dan informasi yang pesat, seperti munculnya internet,
televisi, vcd, mp3, selluler, radio, dan sebagainya. Perkembangan media
dakwah telah memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk menyampaikan
sesuatu informasi dalam waktu yang singkat dan jangkauannya yang luas,
sehingga hasilnya efektif dan efisien.
Di antara media komunikasi yang sampai saat ini masih eksis adalah
surat kabar. Eksistensi surat kabar bisadisebabkan karena beberapa hal yaitu
pertama, penulisan yang makin menarik; kedua, daya beli masyarakat makin
tinggi, sebagai buktinya seperti makin banyaknya orang yang berlangganan
surat kabar. Ketiga, berita-berita yang disajikan aktual; keempat, karena
masyarakat sudah melek huruf. Wasilahdakwah ini amat besar manfaatnya,
sebab ia termasuk dari beberapa media massa pembentuk opini masyarakat ia
hampir bisa disebut sebagai "makanan pokok" masyarakat yang mendambakan
informasi dan selalu dapat mengikuti perkembangan dunia. Dakwah melalui
wasilahini dapat berbentuk berita-berita Islam, penulisan artikel-artikel Islam,
dan sebagainya (Aziz, 2000: 150).
Salah satu surat kabar di Jawa Tengah yang menarik perhatian untuk
dikaji adalah surat kabar harian "SuaraMerdeka". Menariknya yaitu ada satu
kolom khusus yang berjudul "Gayeng Semarang" memuat pikiran, pendapat
dari orang-orang yang memiliki kapasitas keilmuan yang tidak diragukan lagi.
"Gayeng Semarang" ini ditulis oleh seorang pemikir, cendekiawan, ulama, dan
pakar di bidangnya. Di antara penulisyang sering muncul pada "Gayeng
Semarang" yaitu tulisan Abdul Djamil,Abu Su'ud, Eko Budiarjo, Retmono,
dan lain-lain.
"Gayeng Semarang" ini memuat perbincangan yang menyenangkan
namun tidak kalah dengan artikel yang sarat ilmiah. "Gayeng Semarang"
bahasanya sangat komunikatif karenaada kombinasi penggunaan bahasa
ilmiah juga bahasa daerah, mudah dicerna, dan bahasanya terasa tidak kaku
seperti obrolan sehari-hari.
Terkadang dalam paragraf tertentu banyak kata-
kata yang penuh humoris tapi menyentuh pesan yang hendak disampaikan
oleh penulis tersebut. Gayeng Semarang ini tidak hanya berisi masalah politik
juga disentuh persoalan agama, ekonomi,sosial budaya mulai dari yang klasik
sampai pada masalah kontemporer.
Mengacu pada keterangan tersebut dalam penelitian ini penulis hendak
menganalisis kolom "Gayeng Semarang" pada harian suara merdeka
perspektif dakwah. Berdasarkan hal itu penulis terdorong mengangkat tema ini
dengan judul: Analisis Kolom Gayeng Semarang pada Harian Suara Merdeka
Perspektif Dakwah (Edisi Juli-Desember 2009)