Rumah sakit adalah tempat menyediakan dan memberikan
pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan. Secara
umum rumah sakit adalah rumah sakit yang dapat merawat pasien yang
menderita berbagai macam penyakit dan telah memiliki beberapa dokter
ahli.
Definisi rumah sakit umum menurut Keputusan Menteri Republik
Indonesia nomor 983.MENKES/SK/1992 mengenai pedoman rumah sakit
umum dinyatakan bahwa: “Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang
memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan
pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan”. Jadi rumah sakit adalah suatu
organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan ilmiah khusus dan
rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik
dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern, yang semuanya
terikat bersama-sama dalam maksud yang sama, untuk pemulihan dan
pemeliharaan kesehatan yang baik.
Definisi rumah sakit ini di setiap peraturan daerah pada umumnya
sama, hanya saja terdapat perbedaan pada tugas pokoknya, yang di
antaranya adalah: luas tidaknya lingkup spesialistik yang dimiliki,
kekhususan menyertainya dengan adanya rumah sakit yang dibina Dirjen
Yanmed Dpekes RI yang secara fisik berada di daerah kabupaten, kota
ataupun di propinsi.
Sederhana memang alasan beberapa konsumen mengapa memilih
rumah sakit Islam. Tapi terlepas dari apa pun yang menjadi alasan mereka
memilih rumah sakit Islam, sejatinya rumah sakit Islam menjadi media
syi'ar untuk membuktikan ketinggian ajaran agama dengan misi utamanya
rahmatan lil'alamin. Ia dapat diperankan sebagai sarana dakwah dengan
tetap memelihara prinsip ekonomi untuk memperoleh keuntungan.
Rumah sakit Islam sejatinya berada di antara dua titik yang saling
melengkapi: titik ideal yang menjalani misi dakwah di satu sisi, dan di sisi
lain titik komersial yang dapat memberikan jaminan keberlangsungan hidup
rumah sakit. Rumah sakit Islam tidak boleh bubar hanya karena alasan rugi.
Selain itu, kehadiran rumah sakit Islam juga mengemban misi sejarah.
Kehadiran rumah sakit saat ini pada`dasarnya merupakan buah mata
rantai sejarah kedokteran yang pertama kali digagas seorang pemikir
Muslim, Ibnu Sina. Tidak bisa dihapus begitu saja dari sejarah.
Ibnu Sina
adalah sosok penemu ilmu kedokteran di dunia. Menurut catatan sejarah,
beberapa pemikirannya banyak diilhami oleh tradisi penyembuhan yang
pernah dikembangkan Rasulullah beserta para sahabatnya. Tidak heran jika
saat ini orang mulai membuka kembali mata objektivitas metode
penyembuhan sesuai tradisi nabi.
Inilah, barangkali, isyarat zaman di mana rumah sakit Islam saat ini
dihadapkan pada tarikan-tarikan yang tidak sederhana.
Dapatkah ia menjadi
sponsor dikembangkannya kembali metode penyembuhan yang berakar
pada tradisi Nabi itu? Dapatkah menjelaskan secara ilmiah tradisi
penyembuhan itu sehingga tidak terkesan ”kolot” dan secara empiris tidak
bisa dibuktikan?
Tradisi penyembuhan dimaksud bukanlah semata-mata
mengandalkan do'a dan sikap tawakal. Sama sekali bukan. Tapi suatu
pendekatan yang mengacu pada kekayaan alam yang masih steril dari
berbagai polusi. Jadi, seharusnya, rumah sakit Islam menjadi alternatif
penyembuhan di mana pendekatan ilmiah modern dan bimbingan tradisi
nabi dapat saling melengkapi.
8