Aktivitas pengendalian menurut Krismiaji (2010:227)
adalah suatu kebijakan dan aturan yang memberikan jaminan cukup bahwa tujuan
pengendalian manajemen dapat dicapai.
Umumnya aktivitas pengendalian dapat dikelompokkan
menjadi lima kelompok sebagai berikut:
1.
Otorisasi yang tepat
terhadap aktivitas dan transaksi
2.
Pemisahan tugas
3.
Perancangan dan penggunaan
dokumen dan catatan yang memadai
4.
Perlindungan yang memadai
terhadap akses dan penggunaan aktiva dan catatan
5.
Pengecekan
independen terhadap kinerja
Berikut adalah penjelasan dari kelima kelompok diatas:
1.
Otorisasi
yang tepat terhadap aktivitas dan transaksi
Pada dasarnya karyawan perusahaan melaksanakan tugas dan
membuat berbagai keputusan yang mempengaruhi aktiva perusahaan. Meskipun
demikian, manajemen tidak memiliki cukup waktu atau sumber daya untuk senantiasa
melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang dilakukan oleh karyawan,
atau memberikan persetujuan terhadap seluruh keputusan yang dibuat oleh para
karyawan. Oleh karena itu, manajemen perlu menetapkan kebijakan umum yang harus
diikuti oleh para karyawan, berdasarkan deskripsi tugas, memberdayakan karyawan
untuk melaksanakan kegiatan dan membuat keputusan. Pemberdayaan ini, disebut
otorisasi adalah sebuah bagian penting dari sebuah prosedur pengendalian.
2.
Pemisahan
tugas
Pengendalian intern yang baik menghendaki bahwa tidak ada
seorang karyawan yang diberi terlalu banyak tanggung jawab atau tugas. Seorang
karyawan tidak boleh berada dalam posisi untuk melaksanakan dan menyembunyikan
kecurangan dan kesalahan. Pemisahan tugas yang efektif mensyaratkan
fungsi-fungsi seperti fungsi otorisasi, fungsi pencatatan dan fungsi
penyimpanan untuk dipisahkan.
3.
Perancangan
dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai
Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang tepat
menjamin akurasi dan kelengkapan pencatatan seluruh dokumen dan catatan yang
tepat akan menjamin akurasi dan kelengkapan pencatatan seluruh data relevan
tentang transaksi. Untuk itu, bentuk dan isi dokumen harus dirancang
sesederhana mungkin agar pencatatan dapat dilakukan secara efisien, kesalahan
pencatatan dapat diminimumkan dan memudahkan pengkajian verifikasi. Dokumen
yang digunakan untuk mentransfer aktiva dari satu unit ke unit lain harus
memiliki ruang yang cukup untuk tanda tangan pihak yang menerima aktiva.
4.
Perlindungan
yang memadai terhadap akses dan penggunaan aktiva dan catatan
Ketika seseorang mempertimbangkan penjagaan aktiva,
umumnya mereka berpikir bahwa aktiva yang akan dijaga adalah berupa kas dan
aktiva fisik seperti persediaan dan aktiva tetap. Saat ini, salah satu aktiva
yang penting untuk perusahaan adalah informasi. Oleh karena itu, perusahaan
perlu memikirkan langkah untuk melakukan perlindungan yang memadai terhadap
jenis aktiva tersebut. Berikut ini adalah prosedur-prosedur untuk melindungi
aktiva dari pencurian, penggunaan yang tidak sah dan vandalisme:
a.
Pengawasan
dan pemisahan fungsi yang efektif
b.
Pemeliharaan
akurasi catatan tentang aktiva termasuk informasi
c.
Pembatasan
akses ke fasilitas fisik
d.
Perlindungan
catatan dan dokumen
e.
Pembatasan
akses ke ruang data komputer dan informasi.
5.
Pengecekan
independen terhadap kinerja
Pengecekan internal untuk menjamin bahwa transaksi
diproses secara akurat merupakan elemen pengendalian intern lain yang penting.
Pengecekan ini harus independen karena pengecekan ini biasanya lebih efektif
jika dilaksanakan oleh seseorang yang tidak terkait dengan kegiatan perusahaan.