Menurut Alvin A.
Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley dialihbahasakan oleh Herman Wibowo
(2008:370) tujuan pengendalian internal
memiliki tiga tujuan umum yang efektif yaitu:
1.
Reabilitas laporan keuangan
2.
Efisiensi dan efektivitas
operasi
3.
Ketaatan pada hukum dan
peraturan
Dari ketiga tujuan
pengendalian internal diatas, dapat diuraikan antara lain:
a.
Reliabilitas
laporan keuangan
Manajemen bertanggung jawab untuk menyiapkan laporan bagi
para investor, kreditor, dan pemakai lainnya. Manajemen memikul baik tanggung
jawab hukum maupun profesional untuk memastikan bahwa informasi telah disajikan
wajar sesuai dengan persyaratan pelaporan seperti prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum. Tujuan internal control atas pelaporan keuangan adalah
memenuhi tanggung jawab pelaporan keuangan tersebut.
b.
Efisiensi
dan efektivitas operasi
Pengendalian dalam perusahaan akan mendorong pemakaian
sumber daya secara efektif dan efisien untuk mengoptimalkan sasaran-sasaran
perusahaan. Tujuan yang penting dari pengendalian ini adalah memperoleh
informasi keuangan non keuangan yang akurat tentang operasi perusahaan untuk
keperluan pengambilan keputusan.
c.
Ketaatan
pada hukum dan peraturan
Section 404 mengharuskan semua perusahaan publik mengeluarkan
laporan tentang keefektifan pelaksanaan internal control atas pelaporan
keuangan. selain mematuhi ketentuan hukum dalam section 404, organisasi-organisasi publik, non publik dan nirlaba
diwajibkan mentaati berbagai hukum dan peraturan.
Tujuan pengendalian intern dalam yang dikemukakan oleh
James A. Hall yang dialihbahasakan oleh Amir Abadi Yusuf (2007:181) memiliki
empat tujuan pengendalian internal yaitu:
1.
Menjaga aktiva perusahaan
2.
Memastikan akurasi dan
keandalan catatan serta informasi akuntansi
3.
Mendorong efisiensi dalam
operasional perusahaan
4.
Mengukur kesesuaian dengan
kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen
Penjelasan dari empat
poin tujuan pengendalian intern diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
a.
Menjaga
aktiva perusahaan
Aktiva (kekayaan) perushaan
dapat berupa aktiva yang berwujud atau yang tidak berwujud. Kekayaan sangat
diperlukan untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Jika aktiva tersebut hilang
maka perusahaan akan mengalami kerugian
besar sebab harta adalah bagian penting selain modal yang membuat
perusahaan tetap berdiri.
b.
Memastikan
akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi
Informasi menjadi dasar
pembuatan keputusan yang diambil, baik oleh pihak manajemen maupun pihak
lainnya. Benar atau tidaknya suatu keputusan akan tergantung pada tingkat
akurasi dari informasi yang disediakan. Oleh karena itulah perusahaan harus
mengontrol dam memastikan pembuat catatan-catatan mengenai transaksi-transaksi
yang terjadi, dimana catatan-catatan tersebut harus benar, tepat dan handal
sebab dari catatan-catatan tersebut akan menjadi informasi akuntansi yang akan
disampaikan kepada pihak manajemen.
c.
Mendorong
efisiensi dalam operasional perusahaan
Perusahaan harus
mengendalikan jalannya operasional perusahaan untuk mendorong efisiensinya
kegiatan operasional perushaan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang
mengakibatkan kerugian. Efisiensi merupakan perbandingan antara besarnya
pengeluaran dengan penghasilan yang didapatkan.
d.
Mengukur
kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen
Secara berkala manajemen
telah menetapkan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan dan tujuan tersebut
hanya dapat dicapai apabila semua pihak dalam perusahaan bekerja sama dengan
baik dengan cara memathui kebijakan-kebijakan serta prosedur yang telah
ditetapkan oleh pihak manajemen.
Dari uraian diatas maka tujuan pengendalian internal
dapat diklasifikasikan sebagai suatu upaya perusahaan dalam menjaga aset
perusahaan dengan melakukan pengawasan dan pengecekan, pelimpahan
wewenang, keandalan sistem informasi
akuntansi dan penyocokan data dengan rekonsiliasi. Dengan begitu pegendalian
internal ini dapat memberikan efisiensi pada perusahaan agar bisa mencapai
tujuan-tujuan dari perusahaan.