Dewasa ini, media khususnya
komunikasi dan informasi, telah mencapai tahap yang sangat mencengangkan.
Terlebih saat ini semakin banyak media surat kabar, majalah dan buku yang
diterbitkan. Ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi para da’i, tidak
hanya berdakwah melalui ceramah atau pengajian.
Banyak masyarakat yang tidak
sempat datang ke pengajian. Bahkan yang datang hanya mereka yang orang-orang
shaleh saja. Juga kesibukan jadi faktor orang enggan datang mendengarkan ceramah.
Mereka biasa mencari informasi hanya melalui bacaan-bacaan.
Langkah maju dakwah
dikembangkanmelalui tulisan. Melalui tulisan yang dapat dikemas dengan popular
seperti lewat buku yang tersebar dan diterima banyak kalangan, dalam waktu
pengaksesannya tergantung kepada keluangan mad’u (objek dakwah). Media hanya
alat dalam berdakwah, yang terpenting didalamnya berisi pesan dakwah. Bagaimana
penulis nantinya mampu mengajak pembaca mengikuti pada hal baik seperti yang
diinginkan. Penulis mampu menguasai metode efektif sesuai kebutuhan masyarakat.
Memang tidak ada cara yang sempurna atau seefektif mungkin, hanya cara yang
ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai suatu tujuan,
rencana system, dan tata pikir manusianya.
Dalam kamus sinonim Bahasa
Indonesia buku disebutkan untuk yang pertama adalah tulang, sendi, butir,
gumpalan, lipatan, tampang. Yang kedua ialah kitab, lektur, pustaka, catatan
membukukan memasukkan, mendaftarkan, mencatat, menjadikan kitab, menjilid,
menerbitkan. Kalau menurut kamus sastra Indonesia jelas disebutkan buku ialah
lembaran kertas yang dijilid, baik belum ditulis maupun sudah ditulis dengan
berbagaicatatan atau informasi.
Begitu pula dalam kamus pelajar
pengertiannya hampir sama dengan yang terdapat pada kamus sastra Indonesia,
yaitu lembaran kertas yang berjilid, baik yang ada tulisannya maupun tidak.
Namun dalam kamus lainnya, buku, khususnya buku referensi diartikan dalam tiga
hal: (1). Sumber acuan (rujukan, petunjuk); (2). Buku-buku yang dianjurkan oleh
dosen kepada mahasiswanya untuk dibaca; (3). Buku-buku perpustakaan yang hanya
boleh dibaca di tempat.
Buku sebagai media dakwah adalah
segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai sesuai tujuan
dakwah yang telah ditentukan oleh juru dakwah (da’i). media yang berupa buku
merupakan alat bantu dalam berdakwah dengan lajunya perkembangan zaman memacu
tingkat ilmu dan tekhnologi. Dakwah dituntut agar dikemas dengan terapan media
komunikasi sesuai dengan aneka mad’u yang dihadapi. Dalam berdakwah yang
menggunakan media komunikasi lebih efktif dan efisien karena dengan
perkembangan zaman seperti ini.
Dalam setiap media selalu ada hal
yang ingin disampaikan oleh juru dakwah yaitu berupa pesan. Menurut Wilbur
Schramm menampilkan apa yang disebut “the condition of success in
communication” , yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar
suatu pesan membangkitkantanggapan yang kita kehendaki. Kondisi tersebut dapat
dirumuskan:
1.
Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa
sehingga dapat menarik perhatian komunikan atau mad’u.
2.
Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju pada
pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama
mengerti.
3.
Pesan harus membangkitkan kebutuhanpribadi komunikan
dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
4.
Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh
kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia
digerakkan untuk memberikan tanggapan yang di kehendaki.
Pesan yang ingin disampaikan
lewat media berupa buku bahasanya yang digunakan supaya dimengerti penerima
pesan. Begitu pula dengan sikap dan nilai yang ditampilkan agar efektif, sesuai
dengan timing yang tepat untuk suatu pesan, terlebih bila penerima masih awam.
Kekuatan sebuah pesan dalam buku dapat menyebarkan informasi merupakan tanda
aktifitas tabligh yang penting untuk bisa masuk dalam wilayah masyarakat.
Sebesar kekuatan da’i untuk membuat tulisan
yang tidak kering dengan nilai
moral dan nilai-nilai agama.
Buku dapat memberikan pengaruh
besar di era perkembangan zaman sekarang ini yaitu zaman informasi, era
globalisasi dan keterbukaan bahwa media mempengaruhi jiwa manusia, dalam suatu
proses membaca. Terjadi suatu gejala yang disebut oleh ilmu jiwa sosial sebagai
identifikasi psikologis, ketika proses dekoting terjadi, para pembaca buku akan
meniru atau mengamalkan, karena seakan merasakan seperti apa yang disampaikan
da’i melalui tulisan. Pesan-pesan seorang da’i dalam buku akan membekas dalam
jiwa pembaca, yang biasa akan terjadi ialah membentuk karakter pembaca (mad’u).
Media berupa buku ini merupakan
salah satu medium komunikasi (penyampaian pesan), bukan hanya bisnis semata,
tetapi juga untuk penerangan pendidikan dan untuk menambah pengetahuan serta
wawasan juga berperan sebagai pangalaman dan nilai. Buku sebagai media
berdakwah mengajak kepada kebenaran dan kembali menginjakkan kaki di jalan
Allah. Sebenarnya buku memiliki kelebihan dibanding dengan media-media lainnya.
Dimana buku dapat disampaikan secara halus dan menyentuh relung hati tanpa
merasa digurui. Allah SWT menghendaki agar mengkomunikasikan dengan ghawlan
syadidan yaitu pesan yang dikomunikasikan (disampaikan) dengan benar, menyentuh
dan membekas dalam hati.