Ralph M. Stogdill dalam bukunya ³personel Factor Associated
With Leadership´yang dikutib oleh James A. Lee dalam bukunya
³Management theories and Prescriptions´,menyatakan bahwa seorang
pemimpin harus memiliki beberapa kelebihan :
a) Kapasitas, seperti kecerdasan, kewaspadaan kemampuan berbicara
atau verbal facility, kemampuan menilai.
b) Prestasi, seperti gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, perolehan dalam
olah raga, dan lain – lain.
c) Tanggung jawab, seperti mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri,
agresif, dan punya hasrat untuk unggul.
d) Partisipasi, seperti aktif, memiliki sosiabilitas yang tinggi, mampu
bergaul, suka bekerja sama, mudah menyesuaikan diri, dan punya rasa
humor.
e) Status yang meliputi kedudukan sosial – ekonomi yang cukup tinggi,
populer dan tenar.
Robert B. Myers melakukan studi tentang hal yang sama dengan
Ralph M. Stodill dengan menghasilkan kesimpulan :
a) Sifat – sifat jasmani manusia tidak ada hubungannya dengan
leadership.
b) Walaupun pemimpin cenderung untuk lebih tinggi dalam kecerdasan
daripada orang yang dipimpinnya, akan tetapi tidak ada hubungan
yang berarti antara kelebihan kecerdasan tersebut dengan soal
kepemimpinan itu.
c) Pengetahuan yang dimanfaatkan untuk memecahkan problem yang
dihadapi kelompok yang dipimpin merupakan bantuan yang sangat
berarti pada status kepemimpinan.
d) Ciri dan watak yang mempunyai korelasi dengan kepemimpinan
adalah ; kemampuan melihat problem yang dihadapi, inisiatif, kerja
sama, ambisi, ketekunan, emosi yang stabil, popularitas, dan
kemampuan berkomunikasi (Arifin, 2000 : 93)
Menurut Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, terdapat ciri – ciri yang
harus dimiliki pemimpin secara umum, antara lain :
a) Persepsi sosial (social perception)
Yang dimaksud dengan persepsi sosial adalah kecakapan untuk
cepat melihat dan memahami perasaan, sikap, kebutuhan anggota
kelompok. Persepsi sosial diperlukan untuk melaksanakan tugas
pemimpin sebagai penyambung lidah anggota kelompoknya dan
memberikan patokan yang menyeluruh tentang keadaan di dalam
maupun di luar kelompok.
b) Kemampuan berfikir abstrak (ability in abstract thinking)
Kemampuan berfikir abstrak diperlukan dalam menafsirkan
kecenderungan kegiatan di dalam kelompok dan keadaan di luar
kelompok dalam hubungannya dengan realisasi tujuan – tujuan
kelompok. Untuk itu ketajaman penglihatan dan kemampuan analitis
yang di dampingi oleh kemampuan mengabtraksi dan
mengintegrasikan fakta – fakta interaksi sosial di dalam maupun di
luar kelompok. Kelompok tersebut memerlukan adanya taraf
inteligensia yang tinggi pada seorang pemimpin.
c) Kestabilan emosi (emotional stability)
Pada dasarnya harus terdapat suatu kematangan emosional yang
berdasarkan pada kesadaran yang mendalam tentang kebutuhan,
keinginan, cita – cita serta pengintegrasian semua ke dalam
kepribadian yang bulat dan harmonis. Kematangan emosi diperlukan
untuk dapat merasakan keinginan dan cita – cita anggota kelompok
secara nyata dan untuk dapat melaksanakan tugas – tugas
kepemimpinan yang lain secara wajar.
Selain melakukan penelitian melalui pendekatan sifat dan ciri
kepribadian, para ahli juga mengadakan penelitian melalui pendekatan –
pendekatan sebagai berikut :
1) Pendekatan dari sudut pembawaan
Berdasarkan pendekatan diatas, Gordon Lippit mengemukakan
sebagai berikut : ³leader are the great man who are born that who
and make history´(pemimpin itu adalah “orang besar” yang
dilahirkan dan membuat sejarah). Dengan kata lain, kepemimpinan itu
tidak bisa dibentuk melalui pendidikan dan latihan karena merupakan
sifat dan watak bawaan.
2) Pendekatan berdasarkan pada keadaan
Pendekatan ini menggunakan hipotesis bahwa tingkah laku seorang
pemimpin dalam suatu keadaan akan berbeda bila ia berada dalam
keadaan lain. Melalui pendekatan ini dapat disimpulkan bahwa
diperlukan fleksibilitas dalam memilih pemimpin, demikian juga
kepekaannya dan pendidikannya.
3) Pendekatan berdasarkan peranan fungsional
Pendekatan ini menyatakan bahwa kepemimpinan itu terjadi bila
berbagai macam tugas pekerjaan dapat dilaksanakan dan dipelihara
dengan baik, serta fungsi atau tugas tersebut dapat pula dilaksanakan
oleh si terpimpin dengan jalan kerja sama.
4) Pendekatan berdasarkan gaya pemimpin (2006 : 166 -168)
Sedangkan menurut Jonh Adair ciri – ciri pemimpin, adalah :
a) Efisien ; mencapai hasil – hasil maksimum dengan usaha minimum.
b) Keberanian ; kesediaan menanggung risiko.
c) Kejujuran ; menolak untuk berdusta, mencuri atau menipu dengan
cara apa pun.
d) Percaya diri ; percaya pada diri sendiri, dan pada kekuatan serta
kemampuan sendiri.
e) Keadilan ; sifat adil, dan tidak memihak.
f) Keberanian moral ; ketegasan mental dan kemampuan menghadapi
situasi sukar.
g) Ketaat azasan ; tetap tegas dan berpegang pada prinsip – prinsip yang
sama.
Adapun ciri – ciri pemimpin menurut Islam, antara lain :
a) Setia
Pemimpin dan orang yang dipimpin terikat kesetiaan kepada Allah.
b) Terikat pada tujuan
Seorang pemimpin ketika diberi amanah sebagai pemimpin dalam
melihat tujuan organisasi bukan saja berdasarkan kepentingan
kelompok, tetapi juga dalam ruang lingkup tujuan Islam yang lebih
luas.
c) Menjunjung tinggi syariah akhlak Islam
Seorang pemimpin yang baik bilamana ia merasa terikat dengan
peraturan Islam, dan boleh menjadi pemimpin selama ia tidak
menyimpang dari syariah. Waktu ia melaksanakan tugasnya ia harus
penuh kepada adab – adab Islam, khususnya ketika berhadapan
dengan golongan oposisi atau orang – orang yang sepaham.
d) Memegang teguh amanah
Seorang pemimpin ketika menerima kekuasaan menganggap
sebagai amanah dari Allah SWT yang desertai oleh tanggung jawab.
Al Qur`an memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk
Allah SWT dan selalu menunjukkan sikap baik kepada orang yang
dipimpinnya.
e) Tidak sombong
Menyadari bahwa diri kita ini adalah kecil, karena yang besar dan
Maha Besar hanya Allah SWT, sehingga hanya Allah-lah yang boleh
sombong. Sehingga kerendahan hati dalam memimpin merupakan
salah satu ciri kepemimpinan yang patut dikembangkan.
f) Disiplin, konsisten dan konsekuen
Disiplin, konsisten dan konsekuen merupakan ciri kepemimpinan
dalam Islam segala tindakan, perbuatan seorang pemimpin. Sebagai
perwujudan seorang pemimpin yang profesional akan memegang
teguh terhadap janji, ucapan dan perbuatan yang dilakukan, karena ia
menyadari bahwa Allah SWT mengetahui semua yang ia lakukan
bagaimanapun ia berusaha untuk menyembunyikannya (Rivai,
2004:72)