Upaya untuk menilai sukses atau gagalnya pemimpin itu antara lain
dilakukan dengan mengamati dan mencatat sifat – sifat dan kualitas/mutu
perilakunya, yang dipakai sebagai kriteria untuk menilai
kepemimpinanya. Usaha – usaha yang sistematis tersebut membuahkan
teori yang disebut sebagai the traitist theory of leadership(teori
sifat/kesifatan dari kepemimpinan). Di antara para penganut teori ini
dapat disebutkan Ordway Tead George R. Terry.
Ordway tead dalam tulisannya mengemukakan 10 sifat sebagai
berikut :
a. Energi jasmani dan mental (physical and nervous energy)
Hampir setiap pribadi pemimpin memiliki tenaga jasmani dan
ruhani yang luar biasa yaitu mempunyai daya tahan, keuletan,
kekuatan atau tenaga yang istimewa yang tampaknya seperti tidak
akan pernah habis. Hal ini ditambah dengan kekuatan – keuatan
mental berupa semangat juang, motivasi kerja, disiplin, kesabaran,
ketahanan batin, dan kemauan yang luar biasa untuk mengatasi semua
permasalahan yang dihadapi.
b. Kesadaran akan tujuan dari arah (a sense of purpose and direction)
Ia memiliki keyakinan yang teguh akan kebenaran dan kegunaan
dari semua perilaku yang dikerjakan, dia tahu persis kemana arah
yang akan ditujunya, serta pasti memberikan kemanfaatan bagi diri
sendiri maupun bagi kelompok yang dipimpinnya. Tujuan tersebut
harus disadari benar, menarik, dan sangat berguna bagi pemenuhan
kebutuan hidup bersama.
c. Antusiasme (anthusiasm)
Pekerjaan yang dilakukan dan tujuan yang akan dicapai itu harus
sehat, berarti, bernilai, memberikan harapan – harapan yang
menyenangkan, memberikan sukses, dan menimbulkan semangat.
Semua itu membangkitkan antusiasme, optimisme, dan semangat
besar pada pribadi pemimpin maupun para anggota kelompok.
d. Keramahan dan kecintaan(friendliness and affection)
Affection itu berarti kesayangan, kasih sayang, cinta, simpati yang
tulus, disertai kesediaan berkorban bagi pribadi – pribadi yang
disayangi. Sebab pemimpin ingin membuat mereka senang, bahagia
dan sejahtera. Maka kasih sayang dan dedikasi pemimpin bisa menjadi
tenaga penggerak yang positif untuk melakukan perbuatan – perbuatan
yang menyenangkan bagi semua pihak.
Sedang keramah tamahan itu mempengaruhi sifat mempengaruhi
orang lain juga membuka setiap hati yang masih tertutup utuk
menanggapi keramahan tersebut. Keramahan juga memberikan
pengaruh mengajak, dan kesedian untuk menerima pengaruh
pemimpin untuk melakukan sesuatu secara bersama – sama, mencapai
satu sasaran tertentu.
e. Integritas (integrity)
Pemimpin itu harus bersifat terbuka, merasa utuh bersatu, sejiwa
dan seperasaan dengan anak buahnya bahkan sepenanggungan dalam
satu perjuangan yang sama. Karena itu dia bersedia memberikan
pelayanan dan pengorbanan kepada para pengikutnya. Sedang
kelompok yang dituntut menjadi semakin percaya dan semakin
menghormat pemimpinnya. Dengan segala ketulusan hati dan
kejujuran, pemimpin memberikan ketauladanan agar dia dipatuhi dan
diikuti oleh anggota kelompoknya.
f. Penguasa teknis (technical mastery)
Setiap pemimpin harus memiliki satu atau beberapa kamahiran
teknis tertentu, agar ia mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk
memimpin kelompoknya, memiliki kemahiran – kemahiran sosial
untuk memberikan tuntunan yang tepat serta bijaksana.
g. Ketegaan dalam mengambil keputusan (decisiveness)
Pemimpin yang berhasil itu pasti dapat mengambil keutusan secara
tepat, tegas dan cepat, sebagai hasil dan kearifan dan pengalaman.
Selanjutnya dia mampu meyakinkan para anggotanya akan kebenaran
keputusannya. Ia berusaha agar para pengikutnya bersedia mendukung
kebijakan yang telah diambilnya. Dia harus menampilkan ketetapan
hati dan tanggung jawab, agar ia selalu dipatuhi oleh bawahan.
h. Kecerdasan (intelligence)
Kecerdasan yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin itu
merupakan kemampuan untuk melihat dan memahami dengan baik,
mengerti sebab dan akibat kejadian, menemukan hal – hal yang
krusial dan capat menemukan cara penyesuaianya dalam waktu yang
singkat. Maka orang yang cerdas akan mampu mengatasi kesulitan
yang dihadapi dalam waktu yang jauh lebih pendek dan dengan cara
yang lebih efektif.
i. Keterampilan mengajar (teaching skill)
Pemimpin yang baik itu adalah seorang guru yang mampu
menuntun, mendidik, mengarahkan, mendorong, dan menggerakkan
anak buahnya untuk berbuat sesuatu. Di samping menuntun dan
mendidik “muridnya”, dia diharapkan juga menjadi pelaksana efektif
untuk mengadakan latihan – latihan, mengawasi pekerjaan rutin setiap
hari, dan menilai gagal atau suksesnya satu proses.
j. Kepercayaan (faith)
Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya selalu di dukung oleh
kepercayaan anak buahnya. Yaitu kepercayaan bahwa para anggota
pasti dipimpin dengan baik, dipengaruhi secara positif, dan diarahkan
pada sasaran – sasaran yang benar. Ada kepercayaan bahwa pemimpin
bersama – sama dengan anggota – anggota kelompoknya secara
bersama – sama rela berjuang untuk mecapai tujuan yang bernilai.
Selanjutnya, George R. Terry dalam bukuya ³Principles of
Management´,1964 menuliskan sifat – sifat pemimpin yang unggul,
yaitu :
a. Kekuatan
Kekuatan badaniah dan rohaniah merupakan syarat pokok bagi
pemimpin yang harus bekerja lama dan berat, pada waktu – waktu
yang lama serta tidak teratur, dan di tengah – tengah situasi – situasi
yang sering tidak menentu.
b. Stabilitas emosi
Pemimpin yang baik itu memiliki emosi yang stabil, artinya dia
tidak mudah marah dan tidak tersinggung perasaan. Ia menghormati
martabat orang lain, toleran terhadap kelemahan orang lain, dan bisa
memaafkan kesalahan – kesalahan. Semua itu diarahkan untuk
mencapai lingkungan sosial yang rukun, damai, harmonis, dan
menyenangkan.
c. Pengetahuan tentang relasi insani
Salah satu tugas pokok pemimpin ialah memajukan dan
mengembangkan semua bakat serta potensi anak buah, untuk bisa
bersama – sama maju dan mengecap kesejahteraan. Karena itu
pemimpin diharapkan memiliki pengetahuan tentang sifat, watak dan
perilaku anggota kelompoknya, agar ia bisa menilai kelebihan dan
kelemahan/keterbatasan pengikutnya, yang disesuaikan dengan tugas
– tugas atau pekerjaan yang akan diberikan pada masing – masng
individu.
d. Kejujuran
Pemimpin yang baik itu harus memiliki kejujuran yang tinggi yaitu
jujur pada diri sendiri dan orang lain (terutama bawahannya). Dia
selalu menepati janji, tidak menafik, dapat dipercaya, dan berlaku adil
terhadap semua orang.
e. Objektif
Pertimbangan pemimpin itu harus berdasarkan hati nurani yang
bersih, supaya objektif. Dia akan mencari bukti – bukti nyata dan
sebab musabab setiap kejadian dan memberikan alasan yang rasional
atas penolakannya.
f. Dorongan pribadi
Keinginan dan kesediaan untuk menjadi pemimpin itu harus
muncul dari dalam hati sanubari sendiri. Dukungan dari luar akan
memperkuat hasrat sendiri untuk memberikan pelayanan dan
pengabdian diri kepada kepentingan orang banyak.
g. Keterampilan berkomunikasi
Pemimpin diharapkan mahir menulis dan berbicara, mudah
menangkap maksud orang lain, cepat menangkap esensi pernyataan
orang luar dan mudah memahami maksud para anggotanya. Juga
pandai mengoordinasikan macam – macam sumber tenaga manusia,
dan mahir mengintegrasikan berbagai kerukunan dan keseimbangan.
h. Kemampuan mengajar
Pemimpin yang baik itu diharapkan juga menjadi guru yang baik.
Mengajar itu adalah membawa siswa (orang yang belajar) secara
sistematis dan intensional pada sasaran – sasaran tertentu, guna
mengembangkan pengetahuan, keterampilan/kemahiran teknis
tertentu, dan menambah pengalaman mereka. Yang dituju ialah agar
para pengikutnya bisa mandiri, mau memberikan loyalitas dan
partisipasinya.
i. Keterampilan sosial
Pemimpin juga diharapkan memiliki kemampuan untuk mengelola
manusia, agar mereka dapat mengembangkan bakat dan potensinya.
Pemimpin dapat mengenali segi – segi kelemahan dan kekuatan setiap
anggotanya, agar bisa ditempatkan pada tugas – tugas yang cocok
dengan pembawaan masing – masing. Pemimpin juga mampu
mendorong setiap orang yang dibawahinya untuk berusaha dan
mengembangkan diri dengan cara – caranya sendiri yang dianggap
paling cocok. Dia bersikap ramah, terbuka, dan mudah menjalin
persahabatan berdasarkan rasa saling percaya mempercayai. Dia
menghargai pendapat orang lain, untuk bisa memupuk kerja sama
yang baik dalam suasana rukun dan damai.
j. Kecakapan teknis atau kecakapan manajerial
Pemimpin harus superior dalam satu atau beberapa kemahiran
teknis tertentu. Juga memiliki kemahiran manajerial untuk membuat
rencana, mengelola, menganalisis keadaan, membuat keputusan,
mengarahkan, mengontrol, dan memperbaiki situasi yang tidak
mapan. Tujuan semua ini ialah tercapainya efektivitas kerja,
keuntungan maksimal, dan kebahagian kesejahteraan anggota
sebanyak banyaknya.