Dalam bagian ke tiga di buku
“Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan”masih sama dapat bagian yang lain,
terdapattiga bab . Dalam bagian ini ada tema “Dan Cicipan Surga Itu Pun Menjadi
Sadaqoh Berpahala”.
a. Bersediakah, Ukhti Menjadi Ustadzah, Rumah
Ini ?
b. Eh, kita udah jadian Lho!
c. Ikrarkan bersama, untuk tetap di jalanNya .
Hanya sekedar mengingatkan jangan
sampai bergabung dengan komunitas iman hanya agar bisa mendapatkan istri.
Mungkin akan memperolehnya namun hanya istri yang diraih esensinya bukan karena
Allah bila salah terlanjur bergabung hanya tergantung akhlaq pribadi
masing-masing remaja untuk menyikapi, karena belum tentu orang yang akrab
tersebut akan menjadi jodoh dunia - akhirat.
Ada kisah yang akan memberikan
pelajaran sangat berharga dari Bilal bin Rabah, muadzin kecintaan rosulullah
itutentang meminang. Ketika ia bersama Abu Ruwaihah menghadapi kabilah khaulan.
Bilal mengemukakan: “Saya ini bilal dan ini saudaraku. Kami datang untuk
meminang. Dahulu kami berada dalam dalam kesesatan kemudian Allah memberi
petunjuk . dahulu kami budak –budak belia. Lalu Allah memerdekakan..” “Jika
pinangan kami diterima kami panjatkan ucapan alhamdulilah, segala puji bagi
Allah dan kalau anda menolak, maka kami mengucpakan Allahu akbar, Allah Maha
Besar”.
Jika pinangan saya ditolak, maka
segala puji bagi Allah yang telah mnghidupkan, mempertemukan hati,mengaruniakan
ridha dan kepercayaan jika tidak, Allah lah yang maha besa, yang pasti
menjadikan jalan keluar dan mengaruniakan riski dari jalan yang tak
disangka–sangka bagi hamba Nya yang bertakwa.
Untuk menikmati ta’aruf dan
khitbah bila dihayati dengan benar sungguh begitu sangat nikmat. Yang harus di
waspadai adalah ketika getar dihati itu diubah oleh syaiton menjadi prasangka
yang menyesatkan. Ada hal lain esensi dalam ta’aruf: kepercayaan, keyakinan dan
kejelasan. Agar tidak ada prasangka dan tajassus(mematai untuk mencari aib).
Ini yang membedakan antara ta’aruf dengan tajassus. Manusia di perintahkan
untuk melihat agar tumbuh ketertarikan, bukan untuk mencari kekurangan dan aib
yang pasti ada tanpa dicari sekalipun.Islam mengingatkan pada semua manusia
untuk tidak melupakan hal penting yang dilarang mengkhitbah wanita yang ada
dalam pinangan saudara sesama mu’min.
Setelah semua dilaksanakan
dariberta’aruf, mengenal lebih baik, menentukan hari jadi. Hari yang paling
ditunggu setiap pasangan. Tidak ada hari yang lebih indah dan bermakna selain
hari penentuan tersebut. Ketika pasangan merasa yakin akan janji yang diucapkan.
Itu kembali pada niat dalam hati akan dibawa kemana hubungan yang direstui
selain oleh orang tua juga Allah. Banyak malaikat menjadi saksi.
Bisa dikatakan tiba saat untuk
berpacaran bagi yang sudah mengucapkan akad. Ini akan berpahala, tanpa hambatan
sesuai selera dan kesepakan bila diniatkan dalam hati. Kalau dulu memandang dan
menyentuh sedikitpun tidak dihalalkan. Maka untuk kali ini mau saling melotot,
saling berdekatan dan apapun boleh tergantung selera kesepakatan Dibawah ini
ada beberapa ekspresi pacaran generasi mulia dalam memaknai ikatancinta yang
suci, abadi dan halal: “ Setiap kenikmatan yang membantu terwujudnya kenikmatan
di hari akhir adalah kenikmatan yang dicintai dan diridhai Allah subhanahu wa
ta’ala.
Pada hadir kenikmatan itu akan merasakan
kenikmatan dalam dua segi. Pertama perbuatan tersebut menyampaikan dirinya
kepada ridha Allah selain itu akan datang pula kepadanya nikmat-nikmat lain
yang lebih sempurna’’ (Ibnul Qayyim Al Jauziyah)