Seorang mukmin yang sabar tidak
akan berkeluh kesah dalam menghadapi segala kesusahan yang menimpanya serta
tidak akan menjadi lemah atau jatuh gara-gara musibah dan bencana yang
menderanya. Allah SWT. telah mewasiatkan .kesabaran kepadanya serta mengajari
bahwa apa pun yang menimpanya pada kehidupan dunia hanyalah merupakan cobaan
dari-Nya supaya diketahui orang-orang yang bersabar.
Kesabaran mengajari manusia
ketekunan dalam bekerja serta mengerahkan kemampuan untuk merealisasikan tujuan-tujuan
amaliah dan ilmiahnya. Sesungguhnya sebagian besar tujuan hidup manusia, baik
di bidang kehidupan praksis misalnya sosial, ekonomi, dan politik maupun dalam
bidang penelitian ilmiah, membutuhkan banyak waktu dan banyak kesungguhan. Oleh
sebab itu, ketekunan dalam mencurahkan kesungguhan serta kesabaran dalam
menghadapi kesulitan pekerjaan dan penelitian merupakan karakter penting untuk
meraih kesuksesan dan mewujudkan tujuan-tujuan luhur.
Sifat sabar dalam Islam menempati
posisi yang istimewa. Al-Qur'an mengaitkan sifat sabar dengan bermacam-macam
sifat mulia lainnya. Antara lain dikaitkan dengan keyakinan (QS. As-Sajdah 32:
24), syukur (QS. Ibrahim 14:5), tawakkal (QS. An-Nahl 16:41-42) dan taqwa (QS.
Ali 'Imran 3:15-17). Mengaitkan satu sifat dengan banyak sifat mulia lainnya
menunjukkan betapa istimewanya sifat itu. Karena sabar merupakan sifat mulia
yang istimewa, tentu dengan sendirinya orang-orang yang sabar Juga menempati
posisi yang istimewa. Misalnya dalam menyebutkan orang-orang beriman yang akan
mendapat surga dankeridhaan Allah SWT, orang-orang yang sabar ditempatkan dalam
urutan pertama sebelum yang lain-lainnya. Perhatikan firman Allah berikut ini:
Artinya: "Katakanlah" "Inginkan aku kabarkan kepadamu apa yang
lebih baik dari yang demikian itu". Untuk orang-orang yang bertaqwa, pada
sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka
kekal di dalamnya. Dan ada pula
pasangan-pasangan yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat
akan hamba-hamba-Nya. Yaitu orang-orang yang berdo'a: "Ya Tuhan Kami,
sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan
peliharalah kami dari siksa neraka. Yaitu orang-orang yang sahar, yang benar,
yang tetap ta'at, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon
ampun di waktu sahur." (QS. Ali 'Imran 3:15-17).
Di samping itu, setelah
menyebutkan dua belas sifat hamba-hamba yang akan mendapatkan kasih sayang dari
Allah SWT (dalam Surat Al-Furqan 25: 63-74), Allah SWT menyatakan bahwa mereka
akan mendapatkan balasan surga karena kesabaran mereka. Artinya untuk dapat
memenuhi dua belas sifat-sifat tersebut diperlukan kesabaran. Artinya:
"Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam
surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan
ucapan selamat di dalamnya". (QS. Al-Furqan/25: 75).
Di samping segala keistimewaan
itu, sifat sabar memang sangat dibutuhkan sekali untuk mencapai kesuksesan
dunia dan Akhirat. Seorang mahasiswa tidak akan dapat berhasil mencapai gelar
kesarjanaan tanpa sifat sabar dalam belajar. Seorang peneliti tidak akan dapat
menemukan penemuan-penemuan ilmiah tanpa ada sifat sabar dalam penelitiannya.
Demikianlah seterusnya dalam seluruh aspek kehidupan. Lawan dari sifat sabar
adalah al-jaza'uyang berarti gelisah, sedih, keluh kesah, cemas dan putus asa,
sebagaimana dalam firman Allah SWT: Artinya: "...Sama saja bagi kita,
mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk
melarikan diri." (QS. Ibrahim/14: 21). Artinya: "Sesungguhnya manusia
diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia
berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. Kecuali
orang-orang yang mengerjakan shalat." (QS. Al-Ma'arij/70: 19-22).
Ketidaksabaran dengan segala
bentuknya adalah sifat yang tercela. Orang yang dihinggapi sifat ini, bila
menghadapi hambatan dan mengalami kegagalan akan mudah goyah, berputus asa dan
mundur dari medan perjuangan. Sebaliknya apabila mendapatkan keberhasilan juga
cepat lupa diri. Menurut ayat di atas, kalau ditimpa kesusahan dia berkeluh
kesah, kalau mendapat kebaikan ia amat kikir. Semestinyalah setiap Muslim dan
Muslimah menjauhi sifat yang tercela ini.