Mutu dapat diartikan sebuah
kualitas yang terdapat dalam sebuah sistem atau alat (tools)dan efektivitas
sendiri merupakan hasil akhir dari penerapan sebuah sistem yang berkualitas.
Oleh karena itu dalam pendidikan persoalan mutu dan efektifitas merupakan
permasalahan yang kompleks.
Mutu seringkali dikaitkan dengan
lembaga pendidikan umum yang bonafit dan mahal. Madrasah merupakan lembaga
pendidikan luar yang mengajarkan ilmu-ilmu agama. Pendidikan agama merupakan
pendidikan yang unggul, keunggulannya terletak pada konsep-konsepnyayang
universal, radikal, integral dan menyentuh semua aspek kehidupan dan kebutuhan
manusia. Di samping itu, pendidikan agama berprinsip dasar padaaspek
keseimbangan lahir-batin, jiwa raga, material–spiritual, dunia–akhirat dan
sebagainya.
Sebagai agama yang bersumber pada
wahyu (al-Qur’an) dan al-Sunnah, Islam terbukti memiliki ajaran yang
komprehensif, yaitu ajaran yang tidak hanya ditujukan untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia ini, melainkan juga di akhirat. Di samping itu pendidikan Islam memiliki
berbagai aspek yang tercakup di dalamnya, aspek tersebut dapat dilihat dari
cakupan materi didikannya, filsafat, sejarah, kelembagaan, sistem dan segi
kedudukannya sebagai ilmu.
Dari segi aspek materi
didikannya, pendidikan Islam sekurang-kurangnya mencakup pendidikan akhlak,
fisik, akal, agama (akidah dan syariah), kejiwaan, rasa keindahan, ketrampilan
dan sosial kemasyarakatan. Hal ini
didasarkan pada ajaran Islam yang mengajarkan kebahagiaan hidup dunia dan
akhirat sabagaimana dideskripsikan dengan tepat dalam al-Qur’an: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagiamu dari kenikmatan duniawi.....” (QS al-Qashas: 77).
Dari konsep al-Qur’an tersebut
tergambar bahwa materi pendidikan Islam itu pada prinsipnya ada dua, yaitu
materi pendidikan yang berkenaan dengan masalah dunia dan materi pendidikan
yang berkaitan dengan masalah akhirat.
Dengan demikian diketahui bahwa
pendidikan agama bagi masyarakat merupakan satu aspek yang tak terpisahkan dari
aspek-aspek kehidupan lainnya. Sehingga baik secara historis maupun filosofis
pendidikan agama telah mewarnai dan menjadi landasan spiritual, moral dan etika
dalam proses pembentukan jati diri masyarakat.
Salah satu bukti otentiknya
sebagaimana dinyatakan dalam tujuan pendidikan Nasional adalah untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan dan fungsi
pendidikan tersebut dibutuhkan modal pendidikan agama yang sesuai dan cocok untuk
kalangan masyarakat. Oleh karenaitu, suatu lembaga pendidikan akan berhasil
menyelenggarakan fungsinya jika dapat mengintegrasikan dirinya ke dalam
kehidupan masyarakat, lebih dariitu suatu lembaga pendidikan akan diminati
masyarakat jika ia mampu memenuhi kebutuhan mereka akan ilmu pengetahuan baik
umum maupun agama sehingga mereka menjadi ilmuwan yang agamis yang bisa hidup
di tengah-tengah masyarakat sebagai manusia yang
berbudi luhur dan terhormat.
Maka dalam rangka peningkatan
kualitas pendidikan Islam yang diharapkan mampu memberikan nuansa baru bagi
pengembangan sistem pendidikan Islam di Indonesia, dan sekaligus hendak
memberikan kontribusi dalam menjabarkan makna pengembangan kualitas manusia
Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, muncullah
berbagai pemikiran dan kebijakan dalam rangka pembaharuan pendidikan Islam
antara lain tentang pembinaan pendidikan agama Islam terpadu.
Oleh karena itu pendidikan harus
dilaksanakan dengan terencana, teratur dan saling berkaitan secara
komprehensif, sehingga kegiatan pendidikan dapat membuahkan hasil yang optimal.
Dengan kualitas lembaga pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan maka akhir
dari persoalan mutu pendidikan akan berada pada kemampuan lembaga
pendidikan (sekolah) dalam
mendistribusikan, mengelola dan mendayagunakan sumber-sumber pendidikan secara
optimal agar dapat meningkatkan kemampuan belajar lulusannya.
Mutu dapat diartikan dengan
kualitas yang berasal dari bahasa Inggris "quality". Secara umum mutu
diartikan sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan.
Bila dikaitkan dengan pendidikan
maka pengertian mutu akan menyangkut dengan semua aspek yang berhubungan dengan
segalakegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mendidik yang mempunyai tiga
unsur pokok yaitu masukan, proses kegiatan dan hasil yang lebih sering dikenal
dengan istilah input, proses, dan output atau outcome. Outcomes hanya salah
satu bagian dari sistem dan bahkan mungkin bukan merupakan elemen yang penting.
Input demikian juga proses perubahan dari sistem adalahpartner yang sama dalam
menentukan kualitas dan efektifitas sekolah.