Dua bulan kita berada dalam medan perjuangan, sebagai pengabdian terhadap masyarakat. Persiapan-persiapan yang kami lakukan sebelum pemberangkatan memang banyak yang tidak sesuai dengan kondisi riil masyarakat Kajeksan. Dengan demikian kedatangan kami di lokasi tidak dapat langsung menjalankan program yang telah kami sepakati bersama dengan persetujuan Dosen Pembimbing Lapangan. Oleh karena itu, langkah pertama yang kami lakukan adalah mencari program KKN yang lain yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. Hal ini merupakan salah satu faktor penghambat pelaksanaan program, karena harus menyesuaikan program yang telah dirumuskan dengan potensi dan kebutuhan masyarakat.
Dalam pelaksanaan program KKN terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor-faktor tersebut antara lain :
A. Faktor Pendukung
Diantara faktor pendukung pelaksanaan program kerja KKN antara lain :
1. Adanya dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat setempat.
2. Adanya kerjasama yang baik antara peserta KKN dengan perangkat desa dan tokoh masyarakat setempat.
3. Adanya dukungan baik moril maupun spiritual dari kepala desa dan beserta aparat kepala yang selalu mendukung terlaksananya program KKN.
4. Kerjasama yang baik antar anggota kelompok KKN.
5. Kegiatan masyarakat yang cukup banyak, memudahkan pelaksanaan program KKN.
B. Faktor Penghambat
Selama menjalankan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Kajeksan ada beberapa persoalan yang menjadi penghalang terealisasinya program yang telah kami rumuskan, antara lain:
1. Kebijakan Fakultas tentang diadakannya KKN dan PPL terpadu dirasa agak memberatkan mahasiswa, karena sulitnya memadukan kedua program (KKN-PPL) dalam satu lokasi.
2. Minimnya jumlah personel dalam satu kelompok yang menyebabkan beberapa program kurang terealisasi secara maksimal.
3. Terbatasnya dana yang ada, menyebabkan beberapa program unggulan tidak terlaksana.
4. Jarak antar dusun yang saling berjauhan menyebabkan pelaksanaan program tidak merata.
5. Kondisi sosial penduduk yang mayoritas bermata pencaharian sebagai buruh tani dan karyawan pabrik menyebabkan kegiatan masyarakat lebih banyak dilakukan pada sore dan malam hari.
6. kurangnya dukungan finansial dari pihak institut.
Alternatif Pemecahan
Sebagaimana yang telah kami uraikan sebelumnya bahwa dalam pelaksanaan program KKN ada beberapa faktor yang menjadi penyebab tidak terlaksananya program, hal ini menuntut kami untuk mencari solusi sebagai langkah alternatif yang tepat agar program KKN dapat berjalan lancar dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Beberapa program yang tidak terlaksana sebagaimana rencana awal antara lain : Diklat Jurnalistik dan Pelatihan Kepemimpinan. Hal ini dikarenakan kondisi objek KKN yang memaksa kami untuk memodifikasi program yang sudah ada.
Program Diklat Jurnalistik, yang rencana awalnya ditargetkan kepada seluruh siswa MA Darun Najah, dengan tujuan supaya seluruh siswa MA Darun Najah mempunyai pemahaman tentang jurnalistik. Selain itu program MADING sekolah yang sempat mengalami paceklik, menjadi motivasi kami untuk melaksanakan program tersebut. Akan tetapi, kondisi objek program tersebut –yang dalam hal ini siswa dan pihak sekolah- memaksa kami untuk merubah pola program yang sudah direncanakan sebelumnya. Program Diklat jurnalistik yang hanya sekedar teoritis akhirnya kami alihkan ke program yang lebih bersifat praktis. Program mading yang pernah ada sebelumnya tidak dapat dilanjutkan karena beberapa kendala seperti dukungan finansial dari pihak sekolah dan fasilitas papan mading yang terlalu besar dianggap mengganggu wajah sekolah. Untuk itu, dalam hal finansial yang kurang mendukung dari pihak sekolah, kami berusaha untuk mengalihkan sumber finansial dari pihak sekolah, menjadi dana mandiri dari siswa itu sendiri, yang tentunya dengan menumbuhkan motivasi yang maksimal dari pihak siswa terlebih dahulu akan pentingnya media di sekolah.
Dalam hal fasilitas papan mading yang dianggap mengganggu wajah sekolah, kami alihkan karya tulis murid yang seharusnya dimuat pada mading menjadi sebuah buletin yang diterbitkan 2 kali dalam sebulan. Dan untuk dana penerbitan ini bersumber dari semua siswa Darun Najah. Serta kondisi siswa yang sudah mempunyai pengetahuan dasar tentang jurnalistik, memudahkan kami untuk tidak memulai dari awal tentang jurnalistik, tetapi kami mencoba untuk membina dan mengembangkan pengetahuan jurnalistik yang sudah ada pada siswa dengan cara melakukan pendampingan disaat penerbitan buletin.
Pada program pelatihan kepemimpinan, tidak terlaksana karena masalah waktu. Sehingga tidak bisa dilaksanakan secara optimal. Dan untuk tidak menghilangkan program ini, kami melakukan pendampingan terhadap siswa khususnya terhadap OSIS MA Darun Najah.
Demikianlah, langkah-langkah yang kami lakukan dalam rangka mencari solusi atas kebuntuan perealisasian program yang telah kami agendakan dengan harapan agar pelaksanaan program dapat berjalan secara optimal meskipun kurang maksimal dikarenakan minimnya dana yang tersedia.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa program yang telah kami rumuskan untuk memberdayakan Sumber Daya Manusia masyarakat desa Kajeksan dapat kami simpulkan sebagai berikut:
1. Masyarakat kelurahan Kajeksan menyambut baik kehadiran mahasiswa KKN Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya , karena ada relevansi antara program kerja KKN 2006 dengan keadaan masyarakat.
2. Program kerja mahasiswa KKN Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya 2006 dapat terealisasi dan dalam masyarakat Kajeksan. Terbukti dengan antusiasme masyarakat dalam mengikuti agenda kerja mahasiswa KKN Fakultas Tarbiyah Sunan Ampel Surabaya.
3. Dengan adanya KKN-PPL
4. Sosialisasi pada tokoh masyarakat merupakan kunci keberhasilan dan pendukung realisasi program.
5. Masyarakat yang ditempati adalah obyek dari program KKN yang sekaligus mitra kerja yang harmonis dalam realisasi program kerja
B. Saran-saran
Setelah dua bulan belajar hidup bersosialisasi dengan masyarakat desa Kajeksan, Tulangan, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Kepada Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata (BP KKN IAIN Sunan Ampel Surabaya ), hendaknya :
a. Mempersiapkan konsep yang lebih matang dalam pelaksanaan KKN sehingga mahasiswa lebih siap saat terjun di masyarakat.
b. Memperhatikan aspirasi dari mahasiswa yang akan melaksanakanKKN, dan kebijakan yang diambil tidak hanya top down tetapi juga bottom up.
c. Diharapkan ada subsidi dana untuk mahasiswa pelaksana KKN sehingga nahasiswa tidak mengalami kesulitan finansial pada saat melaksanakan program KKN.
d. Pihak fakultas tidak menentukan kebijakan PPL-KKN terpadu karena sulitnya memadukan kegiatan keduanya dalam waktu dan tempat secara bersamaan. Disamping itu jumlah personil yang hanya sepuluh orang menjadi kendala tersendiri dalam pelaksanaan program.
2. Masyarakat desa Kajeksan
a. Masyarakat desa Kajeksan hendaknya tetap menjaga persatuan diantara sesama anggota masyarakat Kajekasan sehingga tercipta susasana yang kondusif dan harmonis.
b. Masyarakat desa Kajeksan kami harapkan memiliki kesan yang baik terhadap mahasiswa KKN Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
c. Masyarakat desa Kajeksan hendaknya tetap memelihara budaya dan tradisi setempat, baik dari segi kualitas dan kuantitas, seperti Jamiyah yasin, tahlil, diba’, manakib, hadrah, khatmil Quran, pengajian dan lain sebagainya.