Pesan Revolusi
By: Hisan
Pesan sang ibu
Tatkala aku menyarungkan pedang
Dan bersimpuh di atas pangkuannya
Tertumpah rasa kerinduanku pada sang ibu
Tangannya yang halus mulus membelai kepalaku
Bergetarlah seluruh jiwa ragaku
Musnahlah seluruh api semangat juangku
Namun sang ibu berkata
Anakku sayang….!!!!
Apabila kakimu sudah melangkah di tengah padang
Tancapkanlah kakimu dalam-dalam
Dan tetaplah terus bergumam
Sebab gumam adalah mantra dari dewa-dewa
Gumam mengandung ribuan makna
Apabila gumam sudah menyatu dengan jiwa raga
Maka gumam akan berubah menjadi teriakan-teriakan
yang nantinya akan berubah menjadi gelombang salju yang besar,
yang nantinya akan mampu merobohkan istana yang penuh kepalsuan
Gedung-gedung yang dihuni kaum munafik
Tatanan negeri ini sudah hancur anakku
Dihancurkan oleh sang penguasa negeri ini
Mereka hanya bisa bersolek didepan kaca
Tapi membiarkan punggungnya penuh noda
Dan penuh lendir hitam yang baunya kemana-mana
Mereka selalu menyemprot kemaluaannya dengan parfom luar negeri
Di luar berbau wangi, didalam penuh dengan bakteri
Dan hebatnya sang penguasa negeri ini
Pandai bermain akrobat
Tubuhnya mampu di lipat-lipat
Yang akhirnya pantat dan kemaluannya sendiri mampu di jilat-jilat
Anakku……..!!!!
Apabila pedang sudah kau cabut
Janganlah surut
Janganlah bicara soal menang dan kalah
Sebab menang dan kalah hanyalah mimpi-mimpi
Mimpi-mimpi muncul dari sebuah keinginan
Keinginan hanyalah sebuah khayalan
Yang hanya akan melahirkan harta dan kekuasaan
Harta dan kekuasaan hanyalah balon-balon sabun yang terbang di udara
Anakku….!!!!
Asahlah pedangmu
Ajaklah mereka bertarung ditengah padang
Lalu tusukkan pedangmu di tengah-tengah selangkangan mereka
Dan biarkan darah tertumpah di negeri ini
Satukan gumammu menjadi
“REVOLUSI”