STUDI KASUS
SEKOLAH MENENGAH UMUM (SMU) NURUL JADID
PAITON PROBOLINGGO
Profil Lembaga SMA Nurul Jadid adalah lembaga pendidikan yang berada dibawah naungan Yayasan Nurul Jadid. Didirikan pada tanggal 15 Oktober 1970 berdasarkan Surat Keputusan Yayasan Nurul Jadid nomor: NDJ/B/IX/1970. melalui pengelolahan yang berkesinambungan dan proses akreditasi, maka sejak tanggal 20 Januari SMA Nurul Jadid memperoleh status DISAMAKAN sampai sekarang. Kini SMA Nurul Jadid menjadi salah satu parameter Lembaga Pendidikan Tingkat Menengah Atas di Kabupaten Probolinggo yang ditunjang program dan fasilitas yang memadai.
Visi
Mencetak kader penerus bangsa, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berkemampuan, akademik dan berketrampilan sesuai dengan potensinya.
Misi
· Terlaksananya KBM yang mantab
· Terpenuhinya sarana dan prasarana yagng cukup
· Menghasilkan out-put dengan nilai diatas rata-rata
· Menghasilkan out-put yang berkualitas dan bersaing
· Menghantarkan alumni yang siap dengan disiplin ilmu yang memadai
· Menghasilkan alumni yang memiliki IMTAQ dan IPTEK
Deskripsi Lingkungan Masyarakat Dan Biaya Sekolah SMA Nurul Jadid merupakan salah satu sekolah unggulan yang ada di Daerah Paiton Probolinggo. Lumrahnya Sekolah yang unggulan menggunakan mainstrem kemahalan yang juga cukup tinggi. Dari pelbagai sekolah yang ada di Kalangan Pondok pesantren Nurul Jadid SMU merupakan Sekolah termahal yang ada.
Sedangkan kondisi masyarakat lokal yang ada disana berada dalam perekonomian menengah ke bawah. Kebanyakan dari daerah tersebut menjadi petani dan juga nelayan. Selain itu, mungkin jadi pedagang. Sebagaimana hasil wawancara yang kami lakukan” kebanyakan yang sekolah disini adalah orang-orang pendatang dari luar desa Karang Anyar. Yakni Paiton atau Kraksaan.
Sebagaimana data yang kami dapatkan untuk pembayaran yang harus terlunasi oleh siswanya dengan rincian sebagai berikut.
No Penerimaan
Sumber Dana Jumlah (Rp)
Pendataran 125.000
1 Uang SPP dan Pembangunan
a. Kelas Umum 1.500.000,-/1 Semester
b. Unggulan dan MIPA 2.000.000,-/1 semester
c. Unggulan LC (Bahasa dan IPS) 1.750.000,-
4 Uang Ekstra dan Asrama
a. Unggulan MIPA 100.00/ Bulan
b. LC 50.000/Bulan
Sumber data bagian Bagian TU.Dari mahalnya pembayaran inilah yang kemudian menimbulkan beberapa permasalahan yang ada di Sekolah. Kepala Humas dan Komite Sekolah sudah memberikan beberapa bentuk penyadaran-penyadaran terhadap masyarakat sekitar hanya untuk menambahi kemungkinan banyaknya siswa yang berasal langsung dari lokal daerah. Bahkan untuk menarik minat masyarakat ke SMU. Lembaga ini membuat Jurusan Khusus untuk lulusannya yang beroreintasikan dalam Pelatihan Pengembangan Hasil Laut.
Program ini selain berupaya menarik minat namun juga pada proses peningkatan kualitas out put. Secara teoritis, ada banyak buku yang sudah menjelaskan bahwa sekolah itu harus membuat out put yang berkulitas dalam bentuk kejelasan proskpek dan cita-cita kerja.
Di lain pihak itu semua tidak serta merta ada. Ada butuh banyak dana demi mengembangkan kualitas yang diinginkan oleh sekolah. Mulyasa mengataka dalam bukunya bahwa sanya seorang kepala sekolah harus memiliki banyak inisiatif mengembangkan kemampuan yang dimiliki pada lokal tersebut. Demi memuluskan kajian ini kami akan memetakan beberapa problem sekolah yang sudah kita diskusikan di atas.
Problem Lembaga Sekolah dan Analisis Lembaga Ada dua problemtaika yang dihadapi SMU Nurul Jadid pada saat ini. Pertama adalah Sekolah belum bisa menyediakan pendidikan murah. Kedua adalah banyak siswa yang menurun. Kalau hanya untuk menganilisis kemunduran sebuah sekolah dalam setiap tahunnya. Lebih layaknya untuk mendengarkan data-data yang dikeluhkan oleh komite sekolah yang sudah lama berkumpul dengan masyarakat.
Menurut kepala sekolah kemerosotan ini hal yang biasa terjadi dalam setiap sekolah. Lain halnya dengan bagian Komite sekolah. Dia mengatakan bahwa kemerosotan itu sesuai dengan kemampuan warga yang sudah sulit membayar sekolah yang cukup mahal. Bayangkan saja dalam satu tahunnya itu hampir sama dengan perguruan tinggi yang negeri. Kemapanan ekonomi masyarakat Indonesia saat ini merupakan menengah kebawah bukan malah menengah keatas.
Data ini menunjukkan bahwa betapa signifikannya cost (harga) dalam pola rekrutmen sekolah. Dalam teorinya Input memang tidak dibutuhkan banyak orang. Untuk menciptakan sekolah efektif dan berkualitas iklim sekolah juga tidak perlu memikirkan berapa jumlah anak yang ada. Namun, lingkungan eksternal dan internal harus sama-sama mendukung sekolah tersebut menjadi efektif.
Untuk menganilisis hal yang lainnya, sekolah sebenarnya tidak perlu meriskankan berkurangnya peserta didik. Namun, mutu input harus dibentuk sedemikian rupa guna mencapai visi dan misi dan tujuan. Berbeda dengan yang diinginkan oleh pihak sekolah. Mereka tidak mementingkan hal tersebut. Mereka membutuhkan banyaknya sekolah. Mereka menganggap banyaknya siswa menentukan citera sebuah sekolah.
Begitu juga solvingnya, kalau misalnya untuk membuat sebuah kerangka jawaban yang realistis meningkatkan dan meminimalisir hal diatas adalah dengan :
Menurunkan biaya sekolah,
Memberikan beasiswa terhadap siswa.
Meberitahukan terhadap masyarakat
Periklanan
Dan lain sebagainya
Menyelesaikan problem ini juga tidak semudah untuk membalikkan tangan, sehingga bisa begitu saja semua masalah biaya ditanggung sekolah. Padahal RABS yang dimiliki juga masih dialokasikan terhadap karyawan dan lain sebagai. Tiada kata lain, yang lebih rasional melakukannya hanya mengembalikan citera dan mengembalikan profesionalisme yang terjadi dalam setiap lembaga.
Analisis ini hanya sebatas, analisis bagan yang menuntukkan antara teori dengan apa yang terjadi. Kalaupun demikian, untuk menyelesaikan masalah ini kita bisa mempergunakan analisis yang operasional. Yakni analisis SPS (sosial Problem solving) dan Analisi SWOT, Kemudian Analisis Sosial. Namun untuk kali ini kita akan menggunakan analisis SWOT.
Analisis SWOT Mengapa harus SWOT ? .
Analisis SWOT merupakan sebuah analisis yang biasa dilaksanakan untuk kerja operasional. Analisis SWOT adalah analisis yang berisikan tentang kemungkinan-kemungkinan serta meramal bentuk-bentuk kekurangan dan kelebihan yang ada.
Apa Problemnya? : Masalah “Mahalnya Cost dan Sedikitnya Minat orang Local”
Kekuatan Kelemahan
-0 Berada dalam Pondok Pesantren -1 Siswa yang diasramakan -2 Undang-Undang atau peraturan yang jelas -3 Kualitas Guru dan Efektifitas Pengajaran dan Pengaplikasian -4 Sarana Yang sangat lengkap Aula dan Laboratoriumnya -5 Kualitas output yang Melalui Seleksi -6 Manajemen dengan satuan tugas yang jelas -7 Mempunyai Program Kerja (PROKER) pada komite sekolah . -8 Kondisi Kelas yang kondusif -9 Sistem Pembinaan Yang Prosedural dan bagus antara Pondok dan Sekolah -10 Kekurangan Tenaga Administrasi -11 Guru yang merangkap Jabatan antara Pesantren dan Sekolah -12 Biaya yang menunjang siswa mampu membaya SPP. -13 Lokasi yang tidak begitu jauh dengan sawah sehingga membuat Suasana Kelas seing terganggu
Kesempatan/peluang
-14 Koordinasi Baik dengan Pihak Birokrasi daerah maupun Propensi -15 Kepercayaan Masyarakat terhadap Sekolah yang berada dalam Lingkungan Pesantren -16 Kerjasama Instansi dengan BANK JATIM dan Sekolah Tinggi Tekhnologi -17 BANG MUAMALAT, mananggung finansial -18 Minat Lulusan yang SMP. Nurul Jadid untuk mengembangkan dan Improvisasi kemampuannya -19 Dekat dengan bentuk Perguruan Tinggi yang dimiliki Oleh Pondok Pesantren Strategi SO Strategi OW
-20 Mengoptimalisasikan Rekrutmen bagian Administrasi dari Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Atau IAIN Nurul Jadid -21 Mengadakan Seleksi Staff administras -22 Pembuatan Relokasi keberadaan dengan Pemandangan baru -23 Meningkatkan Komunikasi dengan Pihak Intansi dan Orang Tua tentang Dan Sekolah -24 Mengadakan Penyusunan Kebutuhan menggunakan Proposal -25 Beasiswa dari hasil kerjasama dengan pemerintahan atau Instansi Perusahaan
Ancaman
-26 Persaingan Dengan Madrasah Aliyah Nurul Jadid -27 Siswa Yang tidak Berdomisili di Pondok Pesantren -28 Lokasi yang jauh dari Keramaian dan Komunitas Masyarakat -29 Kepercayaan Masyarakat yang sudah memudar. ST WT
-30 -31 Mengadakan Program Baru yang bisa bersaing dengan Perkembangan -32 Mengadakan Program Khusus untuk mengantisipasi Siswa -33 Membuat flesibel costing, dan mengiklankan terhadap masyarakat. -34 Mengadakan Program HUMAS dan LITBANG sebagai kegiatan filterisasi Informasi yang masuk pada sekolah -35 Menggunakan Perangkat kekeluargaan dengan Masyarakat