عن عائشة رضي الله عنهـا قالت: كان شعر النبي صلي الله عليه وسلم فوق الوفدة ودون الجمه (رواه الخمسة إلا النسـائي وصحح الترميذى)
Dari ‘Aisyah ia berkata: Adalah rambut Nabi SAW sampai ke daun telinga, tidak sampai ke pundak.
Wafrah itu rambut yang mencapa daun telinga, kalau melampaui maka dinamakan limmah dan apabilamelampaui dua pundak, maka dinamakan jummah.
عن عائشة رضي الله عنهـا زوج النبي صلي الله عليه وسلم قالت: لَقَدْ مَـاتَ رسول الله صلى الله عليه وسلم وما شبع من خبز وزيت في يوم واحد مرّتين (متفق عليه)
Diriwayatkan dari Aisyah ra. Istri Nabi saw sungguh, Rasulullah wafat, wafat sedangkan beliau tidak pernah kenyang karena makan roti dan minyak sebanyak dua kali sehari “muttaraqun ‘alaihi (Bukhari Muslim)
عن أبي خاتم عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: والّذي نفسي بيده أو قال إبن عباد او الذي نفسي أبي هريرة بيده, ما أشبع رسول الله صلى الله عليه وسلم أهله ثلاثة أيام تباعا من خبز منطة حتى فارق الدنيـا (متفق عليه)
Diriwayatkan dari Abu Khatim, dari Abu hurairah ra, demi zat yang jiwaku berada ditangan (kekuasaan)-Nya. Rasulullah saw tidak pernah memberi makan sampai kenyang kepada keluarganya, beliau berturut-turut sampai tiga hari dari makanan roti gandum sampai beliau wafat (Bukhari Muslim)
Uraian:
Makanan adalah kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini begitupun manusia dalam kehidupan sehari-hari. Nabi Muhammad semasa hidupnya sebagaimana tercantum dalam dua hadits diatas menggambarkan betapa sederhana dan sangat sederhana kehidupan seorang utusan Allah dalam hal makan seandainya nabi ingin kehidpan sehari-harinya berlimpah makanan, minuman dan kenikmatan dunia Allah pasti akan mengabulkannya, Nabi tidak pernah makan kurma sampai penuh (kenyang) perutnya akan tetapi Nabi hanya makan sebatas penahan lapar dan menambah tenaga untuk bekerja. Dari sini Nabi memberi contoh yang baik untuk umatnya.
Pendidikan yang diberikan Nabi kepada sahabat, keluarga, dan dengan tingkah laku kebiasaan Nabi sehari-hari yang mencerminkan kebaikan seolah memang kebiasaan itu wajar namun jika kebiasaan itu kita pelajari dan pahami kita akan banyak mengambil pelajaran dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Hadits diatas hanya sebuah contoh kecil tentang kebiasaan Nabi yang didalamnya terkandung pendidikan kepada umatnya.
Hadits lain yang mengandung pendidikan melalui kebiasaan adalah hadits tentang bekam:
إحتجم رسول الله صلي الله عليه وسلم حجمه (أبو طلحة) فأمر له بصاعين من طعام وكلّم اهله فوضعوا عنه من خراجه وقال: انّ أفضل ما تداويتم به الحجامة أو ان من أمثل تداويتم به الحجامة (مسلم)
“Rasulullah berbekam yang membekamnya adalah Abu Talhah maka Rasul memerintahkan untuk memberinya dua sha’ makanan. Rasulullah berbicara kepada tuannya tukang bekam, lalu mereka menggugurkan kharajnya. Rasulullah bersabda: sesungguhnya cara pengobatan kalian yang paling afdal ialah berbekam atau sesungguhnya cara pengobatan kalian yang utama”.
Selain mencontohkan pendidikan kehidupan sederhana diantara contoh lain adalah pendidikan kesehatan oleh Nabi yaitu berbekam atau menghilangkan darah kotor.
Hikmah
Pelajaran atau hikam yang dapat kita peroleh dari hadits diatas adalah bahwa Rasulullah mengajarkan kepada umatnya agar hidup tidak berlebih-lebihan atau sederhana karena semua yang ada di dunia ini tidaklah kekal adanya. Untuk masalah makan dan minum pun Nabi mengajarkan kepada umatnya agar tidak terlalu berlebih-lebihan sebagai ayat di bawah ini:
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلاَ تُسْرِفُوا إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِِفِيْنَ (الأعراف: 13)
“Makan dan minumlah kamu tapi jangan melampaui batas karena sesunguhnya Allah tidak suka kepada orang yang melampaui batas”
Maka, makan pun ada ukuran tersendiri yang baik adalah tidak terlalu kenyang, sekiranya cukup unuk memulihkan tenaga karena berdasarkan ayat diatas pun Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas.
Sedangkan hadits tentang bekam menjelaskan tentang bagaimana pentingnya menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dai ditunjukkan bahwasannya penyakit berkumpul pada darah kotor. Metode bekam sampai sekarang pun masih tetap dipakai oleh sebagian orang.
Dalam semua hadits Nabi terkandung pelajaran dan bimbingan kepada umatnya. Karena hadits Nabi termasuk salah satu dasar pegangan untuk agama Islam, tak luput juga untuk masa yang akan datang.