Islam membolehkan seorang suami bersanding damping dengan beberapa isteri bukan tanpa alasan. Banyak alasan agar tidak menjadi perdebatan, peneliti mengulas sedikit saja. Islam sangat mengerti bahwa jumlah perempuan yang semakin besar prosentasenya menumbuhkan kecemasan. Karena banyak tersebut,bila tidak tersalurkan karena kebutuhan psikologis maka bisa saja timbul kerusakan. Walaupun begitu, tetap Islam mensyaratkan keadilan. Artinya: ‘…Maka nikahilah wanita-wanita yang kalian sukai, dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kalian khawatir tidak akan bisa berbuat adil maka nikahilah seorang saja, atau budak-budak yang kalian miliki. Yang demikian itu lebih dekat kepada tidak berbuat zhalim’.(Q.S An Nisa: 3).
Ajaran yang ditetapkan Islam tidak akan menjerumuskan manusia pada jurang nista. Dengan akhlaq terpuji akan lahir anak-anak yang jelas dengan nasab yang jelas pula. Bahkan Islam mengajarkan do’a sebelum berji’ma, supaya syaithan tidak memiliki andil di dalamnya. Agar hubungan selalu terjalin bahagia, sebaiknya tidak perlu mengungkit-ungkit hal-hal yang akan menjerumuskan pada pertengkaran. Bila telah yakin akan pasangan hidup yang siap menghuni rumah idaman, mantapkan langkah tersebut. Bilaada masalah, selesaikan dengan jalan damai dan tidak membuka hal buruk terlebih menuduh atau berprasangka lebih jauh. Karena hal itu akan merusak kepercayaan, keyakinan, dan kejelasan. Seperti halnya dalam ta’aruf yang begitu penting dilakukan, jangan melakukan tajassus (memata-matai mencari aib).
Sebelum menuju pernikahan, diawali dengan ta’aruf yang dapat memantapkan hubungan di antara lawan jenis juga pihak keluarga. Setelah pernikahan itu terjadi banyak hal yang akan di hadapi. Bukan hanya ketenangan dan kebahagiaan saja namun juga kerikil tajam berupa permasalahan yang bila tidak diselesaikan dengan baik dan bijak akan hancur. Maka bila menginginkan hubungan yang harmonis buatlah pasangan nyaman berada disisi kita. Cinta memang dapat membutakan namun jangan buta karenanya.
Kedekatan antara suami-isteri dapat dilakukan kapanpun dan saat apapun, seperti saat makan, di waktu mandi, ketika menjelang tidur, bahkan sampai saat maut menjemput. Mempersiapkan seorang wanita sebelumnya tidak kita kenal lalu berta’aruf dan jadi itu bukan hal mudah menyatukan dua prinsip yang berbeda. Disini peran utama kepala rumah tangga yang dapat meluluhkan ‘batu karang’ sekeras apapun dalam diri isteri. Memuji pasangan yang akan menjadi ustadzah rumah idaman nanti, itu jugaperlu dilakukan. Tidak perlu berlebihan. Terkadang hal remeh yang sering diabaikan. Seperti saling memberi pendapat apa yang digunakan isteri, walau tidak cocok jangan secara langsung dilecehkan atau dicela.
Rosulullah begitu besar rasa cintanya pada isteri. Cinta yang menumbuhkan kepercayaan dan saling pengertian. Banyak hal-hal kecil yang dapat di lakukan berdua. Bila saat belum menikah dahulu sering dilakukan seperti pergi berdua, cubitan, nonton, memijit hidung, dan hal lain, tidak akan ada larangan bahkan dihalalkan bila dilakukan setelah halal diresmikan. Lakukan agar menjadi ibadah. Satu hal yang membuat hubungan berjalan lancar, kepercayaan penuh dan saling pengertian agar di pegang erat. Sistem perilaku dalam ajaran akhlaqmerupakan konsep atau seperangkat pengertian yang mencerminkan struktur dan pola perilaku manusia dalam segala aspek kehidupan. Akhlaq yang berkualitas ihsan adalah akhlakul karimah disebut muhsin.Secara kebahasaan akhlaq bisabaik atau buruk tergantung pada tata nilai yang dipakai sebagai landasannya, meskipun secara sosial ”orang yang berakhlaq“ berarti orang yang berakhlaq baik.