Salim A. Fillah lahir di Kulon Progo pada 21 Januari 1984. Pendidikannya secara formal cukup lengkap dari TK ABA Sri Kayangan (1989-1990), SD Negeri Pergiwatu Wetan (1990-1996), SMP Negeri 2 Purworejo (1996-1999), SMA Negeri 1 Yogyakarta (1999-2002), melanjutkan Perguruan Tinggi di UGM mengambil jurusan Tekhnik Elektro (FT) (2002-2007). Pernah pula studi di UIN Sunan Kalijaga Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora prodi Psikologi. Selain pendidikan formal, Salim pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Musyar, Plaosan, Purworejo (1997-1999).
Ada beberapa karya selain buku ‘Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan’yang pernah dipublikasikan. Terdapat lima buku karyanya yang telah terbit, yaitu ‘Agar Bidadari Cemburu Padamu’(Juni 2004); Gue Never Die; Bahagianya Merayakan Cinta; Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim.Salim A. Fillah memiliki aktifitas yang cukup padat selainmenjadi penulis. Ia kini dipercaya menjadi sekretaris Deputi Pembinaan Keluarga, Bidang Pembinaan Kader, Dewan Perwakilan Wilayah Daerah Yogyakarta, juga staf Biro Da’wah DPW Daerah Istimewa Yogyakarta.
Semenjak SMA Salim A. Fillah sudah mulai banyak menulis. Sering mengikuti berbagai lomba dari LKTI hingga lomba novel dan cerpen. Namun dirinya mengaku tidak pernah menang. Selain itu berbagai artikel, puisi dan cerpen dikirim ke berbagai media massa, juga tidak pernah dimuat. Seperti lazimnya penulis lain kisah perjalanan karir penulis satu ini penuh liku. Pernah ketika dirinya kelas III membuat bulletin independent. Ditulis sendiri, desain sendiri, perbanyak sendiri, dan sebarkan sendiri. Salah satu pembacanya bernama M Fanni Rahman, SIP yang ketika itu memiliki usaha desain grafis PRO-U. Dari sana kolaborasi (kerja samatim) bermula. PRO-U bertransformasi menjadi penerbit dan Salim A. Fillah menjadi penulis. Buku ‘Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan’ adalah buku pertama penerbit PRO-U Media. Awalnya Salim A. Fillah menulis buku ‘Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim’untuk PRO-U. Tapi beberapa alasan tekhnis dan marketing membuat penerbitan buku tersebut ditunda dan iaberalih pada ide menulis tentang keprihatinan pada fenomena yang terjadi di sekitarnya, yang artinya sangat luas, maksudnya fenomena remaja bukan hanya dilingkungan Salim namun berbagai tempat yang menghalalkan kondisi pacaran. Itulah awal Salim menemukan ide untuk menulis ‘Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan’.
Salim menulis tentang parahnya pergaulan muda-mudi. Namun Salim A. Fillah mencoba membahasnya dengan kata-kata yang dekat dengan mereka para pembacanya. Agar dapat dipahami dengan baik. Awalnya buku ‘Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan’diberi judul ‘Pacaran, Dari Haraaman Fahisyan ke Halaalan Thayyiban’. Salim berfikir nuansanya artikel sekali. Ataspertimbangan pemasaran dan dakwah maka judulnya diubah dengan men-decode (menterjemahkan) pemahaman awam selama ini, ‘Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan’.
Dalam buku itu diletakkan unsur dayatarik (Nikmatnya), motivasi positif (bukan melarang pacaran sebelum nikah), tapi mengabarkan nikmatnya pacaran sesudah menikah), dan memutarbalikkan paradigma (PacaranSetelah nikah, bukan sebelum) yang didalamnya sarat akan pesan dakwah. Tidak menggurui hingga pembaca akan bosan bahkan merasa bodoh, namun membangun paradigma kebenaran akan sebuah hubungan.