Pesan yang memiliki makna, didefinisikan kisah adalah media paling ‘dekat dengan jiwa manusia’. Pada dasarnya manusia suka dengan cerita, pembaca merasa setara dengan penulis, yaitu dimanusiakan. Seperti yang peneliti sampaikan di awal, yaitu pembaca tidak merasa digurui, diajari, atau diarah-arahkan. Kisah juga mampu untuk menyampaikan dakwah. Karena Al Qur’an pun banyak yang berisi cerita.
Salim A. Fillah menulis ‘Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan’karena melihat fenomena yang terjadi di sekitarnya. Begitu parahnya pergaulan muda-mudi. Namun kenyataan yang terjadi bukan hanya satu wilayah atau satu daerah, melainkan para remaja mengenal yang namanya ‘pacaran’. Salah mengartikan makna ta’aruf.
Pada bagian awal buku tersebut memaparkan para pemuda-pemudi dimasa ‘lembab’, yaitu masa remaja bisa tumbuh, berakar, dan mekar. Jadi masa keremajaan diibaratkan adalah sebuah musim yang berbagai karakter bisa berubah-ubah. Masa remaja yang dikatakan ‘lembab’ tadi banyak memandang berbagai hal yang dapat dijadikan patokan bagi remaja. Apa yang mereka lihat itu merupakan contoh. Sangat terdengar seperti balita ungkapan yang disampaikan Mohammad Fauzil ‘Adhim juga penulis, bahwa remaja ‘mereka bukan laki-laki, tapi bayi berkumis rapi’, dalam buku ‘Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan’ karya Salim A. Fillah.
Nikmatnya pacaran setelah menikah
Disisi lain, daya topang kepribadian remaja yang belum mantap. Ego dan sisa manja masa kecil dapat mengubah ide-ide besar menjadi ambisi yang terlalu kekanakan. Ego bisa membakar setiapnilai yang mencoba membangun sisi negatif tanpa sebab. Dan rasa manja adalah sisi kebutuhan untuk mencurahkan bentuk perhatian terlebih yang diinginkan remaja saat ini. Di saat yang sama porsi komunikasi dengan keluarga kurang sementara interaksi dengan teman sebaya semakin meluas. Seperti rasa simpati, ketertarikan dan proses identifikasi. Hal itu akan menuntut diri remaja menjadi pribadi yang menarik.
Banyak yang membangun dinding pembatas dengan orang tua ketika anak dan orang tua tidak lagi memahami para anaknya. Atau ada yang menganggap anaknya yang tumbuh remaja masih dianggap anak kecil. Perhatian yang terlalu berlebihan. Namun remaja lebih banyak menuntut haknya pada orang tua. Qur’an Surat Al Israa’: 23-24 akan mengingatkansemua bagaimana pula bersikap pada orang tua bukan hanya menuntut: Artinya: ‘….Dan hendaklah kalian berbuat baik kepada ayah-bunda kalian dengan sebaik-baiknya. Jika salah satu diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaan kalian, maka janganlah sekali-kali kalian katakana UFF dan janganlah kalian bentak mereka. Ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Rendahkanlah ‘sayap ketundukan’ kalian penuh kasih sayang kepada mereka berdua. Dan ucapkanlah: Robbi, kasihilah mereka berdua…, sebagaimana mereka telah mentarbiyahku di waktu kecil’.
Sebaiknya orang tua adalah teman dialog yang meyenangkan bagi para remaja. Jangan berburuk sangka pada orang tua bahwa mereka takkan pernah bisa mengerti. Terkadang anak memang harus membangunkan terlebih dahulu jiwa muda yang mungkin sudah diselimuti berbagai sudut pandang. Agar tidak kaku hubungan anak dengan orang tua, bukalah komunikasi, karena banyak orang tua yang juga mengalami krisis identitas. Orang tua bahkan merasa tidak di-orang tua-kan oleh anak-anaknya. Dan ini merupakan entry pointbagi pembaca remaja.
Dengan komunikasi yang baik dapat menjadi hal penting dan paling berharga. Cinta yang diberikan dariAllah SWT kepada kita adalah cinta suci. Hanya ada syaithan yang mencemarkan nama baik cinta para remaja. Al Qur’an mengajarkan manusia untuk sebuah pengakuan tulus bahwa hawa nafsu yang diperturutkan dan tertipu syaithan selalumenarik ke alam hewani yang rendah. Dalam Qur’an Surat Yusuf: 53: Artinya : ‘Dan aku tidak terlepas diri dari (kesalahan) nafsuku. Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepeda keburukan, kecuali yang diberi rahmat oleh Rabbku. Sesungguhnya Rabbku, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’
Islam telah meletakkan timbangan kemuliaan dalam semua hal termasuk dalam masalah hawa nafsu pada timbangan kebenaran atas penunaian perintah Allah dan penyingkiran laranganNya dari kehidupan. Bahwa Allah melarang sesuatu pasti ada kemudharatan didalamnya. Tidak asal melarang, Ia Yang Maha Bijaksana selalu memberikan alternative yang lebih suci, indah, dan berpahala, dalam kerangka mentaatiNya. Contoh dekatnya adalah, Allah melarang zina yang keji dan memerintahkan pernikahan yang suci. Artinya: ‘Dan janganlah mendekati zina.Sesungguhnya zina adalah perbuatan keji. Dan jalan yang buruk.’(Q.S Al Isra’: 32).
Artinya: ‘ Sebagian di antara tanda-tanda ke Maha besaran Allah adalah, Dia menciptakan untuk kalian isteri-isteri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya. Dan Ia jadikan di antara kalian mawaddah dan rahmah….’(Q.S Ar Ruum: 21).
Di bagian kedua dalam buku ‘Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan’, ada tema ‘Indahnya Menahan Saat –Berbuka- Penuh Kejutan!: ‘Sesiapa yang menundukkan pandangannya dari apa-apa yang diharamkan, maka Allah akan mengaruniakan hikmah pada lisannya, yang dengan itu ia memberikan petunjuk kepada orang-orang yang mendengarkannya. Sesiapa yang menundukkan pandangannya dengan Syubhat, maka Allah akan menempatkan cahaya dalam hatinya, cahaya yang menerangi menuju jalan keridhaanNya.’(Abul Husain Al Warraq).
Akar terbesar akal dan hati manusia pada dunia luar adalah melalui pandangan mata. Maka kondisi yang ada sangat tergantung pada apa yang remaja konsumsi melalui mata. Dapat itu berupaketaatan atau kema’shiatan. Namun celakanya, syaithan selalu memilih rencana keji bersamaan dengan setiap pandangan mata yang sedang diarahkan seseorang. Semua berharap para remaja menjadi laki-laki dan perempuan beriman, yang Allah pilihkan jalan kesucian dengan menutup pintu-pintu syaithan.
Mukmin sejati memaknai penjagaan dirinya sebagai sebuah perjuangan, bersabar, dan menahan. Ada sebuah kisah unik dari seorang salafus shalih.Ketika seorang wanita jelita menawarkan diri dan merayu manja untuk berzina dengannya, ia tak menolak. ‘’Baik, tapiaku yang menentukan tempatnya…’’, ujarnya. Dia pun berjalan dan wanita itu mengikutinya dengan tawa karena merasa berhasil memperdaya seorang ulama’. Ternyata sang ‘alim membawanya ke Masjidil Haram, bahkan ke samping ka’bah! ‘’Buka bajumu’’, perintah ulama tersebut sambil membelakangi. ‘’Apa?..Di sini?’’, tanya si wanita bingung. ‘’ya, apa bedanya semua tempat?. Bukankah di rumahmu Allah tetap tahu dan disinipun Ia menyaksikan kita?’’. Jawabnya tenang. Si wanita menangis, ia menyesal dan bertaubat malam itu juga..
Berikut adalah ayat yang menunjukkan betapa memang benar dan harus diyakini bahwa Allah lebih dekat dari urat leher kita. Dimanapun kita melakukan dan apapun perbuatan yang dikerjakan, pasti Allah akan mengetahuinya. Artinya: ‘Dan sesungguhnya, kami telah menciptakan manusia, dan kami mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya. Dan kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.’(Q.S Qa’af:16)
Terdapat banyak kisah dalam buku ‘Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan’,misal saja kisah seorang pemuda, Abu Bakar Al Miski. Dia dijuluki Al Miski (si kasturi) karena tubuhnya selalu menebarkan aroma wangi yang sangat harum dan khas. ‘’Kalau boleh tahu’’, tanya seseorang suatu ketika,. ‘’Apa yang menyebabkan anda selalu memakai minyak miski setiap saat?’’ ‘’Demi Allah’’, tuturnya, ‘’Sungguh saya tak pernah memakai minyak misk sejak bertahun-tahun lalu. Tetapi akan saya ceritakan penyebab tubuhku selalu mengeluarkan bau harum minyak kasturi. Dahulu pernah ada seorang wanitatak berakhlak, dia menipu dan memperdayaku sehingga aku terpaksa masuk kedalam rumahnya. Setelah itu ia menutup pintu rumahnya dan berusaha merayuku. Saat itu aku bingung sekali. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan untuk bisa keluar dari rumah itu. Akhirnya aku dapatkan penyelesaian yang kurasa agak keterlaluan. Kukatakan padanya,’’Ijinkan aku pergi ke WC sebentar..’’, Wanita itu memanggil pembantunya dan memerintahkannya untuk mengantarku ke WC. Ketika sampai di WC, aku mengambil kotoran dan mengoleskannya keseluruh tubuhku. Aku pun kembali padawanita itu dengan tubuh dan pakaianku yang penuh belepotan kotoran. Iakaget sekali. Seketika itu juga ia memerintahkan pembantunya untuk mengeluarkanku dari rumahnya. Alhamdulillah, segala puji bagiNya. Aku pulang dan membersihkan tubuhku yang penuh kotoran’’. Pada malam harinya aku bermimpi mendengar sebuah suara,’’Abu Bakar, engkau telah melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang selainmu. Mulai sekarang akan kujadikan tubuhmu selalu harum di dunia dan akherat,’’ Begitulah, mulai saatitu tubuhku selalu mengeluarkan bau wangi haruman minyak misk, dan itu berlanjut sampai sekarang.
Menanti pernikahan dengan proses yang suci tentu memerlukan proses. Allah dan RosulNya menuntunkan beberapa hal yang akan menjadi hal terbaik bagi umat manusia yang dapat menjaga mahkota paling berharganya. Ada lima hal seperti puasa, sabar dan shalat, tarbiyyah, serta aktifitas da’wah. Pada bagian terakhir dalam buku ‘Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan’ karya Salim A. Fillah ini, yaitu bagian ketiga ada tema ‘Dan cicipan Surga Itupun, Menjadi Shadaqoh Berpahala’. Seperti tercantum dalam Qur’an Surat Ali Imran:14: Artinya: ‘Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari emas dan perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah tempat kembali yang baik’’.
Pasangan hidup menempati urutan pertama dalam pandangan hidup manusia, terhadap apa yang menjadi dorongan keinginannya. KaruniaNya begitu besar, menjadi sebuah keindahan dalam hidup. Bisa dikatakan surga yang dapat dicicipi di dunia. Bahkan menjadi sarana pelestarian jenis manusia yang dibebani Allah dengan tugas ibadah dan khilafah dibumi ini. Maka salah satu kebodohan manusia normal adalah membujang. Menipu diri dengan menyiksa syahwat sendiri, menjadi penyimpangan dan pemutus silsilah hidup generasi. Dalam sebuah kisah yaitu dialog antara Rosulullah dengan ‘Ukaf ibn Wida’ah Al ilali.
‘’Apakah engkau telah beristri hai ‘Ukaf?’’
‘’Belum Ya Rosulullah.’’
‘’Bukankah engkau memiliki budak perempuan?’’
‘’Tidak Ya Rosulullah.’’
‘’Bukankah engkau pemuda sehat dan mampu hai ‘Ukaf?’’
‘’Benar Ya Rosulullah.’’
‘’Kalau demikian engkau termasuk teman syaithan. Atau engkau termasuk pendeta Nasrani. Lantaran itu berarti engkau termasuk golongan mereka…Atau mungkin engkau termasuk golongan kami, maka hendaklah engkau berbuat seperti yang kami lakukan. Karena sunnah kami adalah beristeri. Orang yang paling hina di antara adalah para bujangan.
Islam tidak memandang syahwat kepadawanita sebagai sesuatu yang hina, bahkan menjadi shadaqoh yang ditunaikan ketika telah menjadi haknya. Telah dipilihkan jalan institusi pernikahan yang menghimpun orang-orang yang sendirian menjadi kumpulan, yaitu menyatukan dua keluarga yang tidak saling kenal sebelumnya. Melalui proses tersebut, yaitu pernikahan dijagalah perasaan, gejala psikologis dan gejolak jiwa dengan mencukupi kebutuhan. Dalam Qur’an Surat Ar Ruum:21:
Artinya :’ …Dia ciptakan untuk kalian, isteri-isteri dari jenis kalian sendiri supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikannya diantara kalian rasa cinta kasih dan kasih sayang…’
Dalam Islam mensyariatkan kebolehan seorang suami bersanding dengan beberapa isteri. Seperti alasan jumlah perempuan yang semakin besar prosentasenya menumbuhkan kecemasan. Islam memahami semua laki-laki dan perempuan mendambakan ekspresi saling berbagi. Islam lebih paham bila membiarkan keluasan jumlah sekaligus mensyaratkan keadilan, agar tidak miring timbangan di hari akhir nanti. Artinya: ‘…Maka nikahilah wanita-wanita yang kalian sukai, dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kalian khawatir tidak akan bisa berbuat adil maka nikahilah seorang saja, atau budak-budak yang kalian miliki. Yang demikian itu lebih dekat kepada tidak berbuat zhalim.’’ (Q S. An Nisa 3).
Syariat Islam dalam sebuah pernikahanakan lahir anak-anak yang jelas, dengan nasab yang jelas pula. Bahkan dianjurkan berdo’a sebelum berjima’, agar syaithan tidak memiliki andil di dalamnya. Anak-anak akan tumbuh menjadi anak yang berjiwa kuat, serta adanya mental sehat. Dengan asuhan penuh kasih, dididik dengan benar, lingkungan pun mendukung dengan pola pikir menuju kedewasaan.
Alasan pernikahan itulah untuk menghindari penyimpangan sex, yang akan menjadi sumber penyakit medis, penyakit sosio-psikologis, bahkan mengancam kelangsungan eksistensi manusia. Dua ayat di bawah ini mengecam lesbian dan liwath, kekejian yang hari-hari mendapat tempat bersama kedustaan bahwa ada gen pembawa kecenderungan. Artinya :’Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi di antara kalian (yang menyaksikannya). Kemudian apabilamereka telah memberikan persaksian, maka kurunglah para wanita itu dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya sampai Allah memberikan jalan lain kepada mereka.’( Q.S An Nisa’: 15). Artinya: ‘Dan terhadap dua orang (laki-laki) yang menyertakan perbuatan keji diantara kalian, maka berilah hukuman kepada keduanya bertaubat dan memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.’ (Q.S An-Nisa: 16)
Hukum niha’i (final) dari perbuatan kaum Luth adalah mati sebagaimana dikuatkan oleh beberapa hadits dan atsar. Beberapa sahabat Rosulullah berbeda pendapat, dari rajam, bunuh di tempat, dijatuhkan dari menara yang tertinggi, lalu di rajam. Semua sepakat, kekejian harus dimusnahkan dengan hukuman yang sangat berat dan berkesan agar menjadi pelajaran. Artinya: ‘…Bahwasannya bumi ini akan diwarisi hamba-hamba Ku yang shalih’. (Q.S Al Anbiya’:105)
Awal dari niat. Karena memang Allah selalu melihat niat yang terbersit untuk dijadikan pertanyaan pertanggungjawaban. Allah meletakkan karunia balasan pada setiap manusia dengan niat baik yang diteguhkan masing-masing individu. Terdapat dalam sebuah Hadits yang berkaitan dengan sebuah ‘niat’, ‘Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya. Dan bagitiap-tiap orang terdapat balasan sesuai dengan niatnya….’ (H.R Al Bukhari dan Muslim)
Seperti yang peneliti ungkapkan, semua awalnya dari niat. Niat ketika berazzam untuk segera memulai sebuah kebersamaan suci dalam naungan ridha Ilahi. Niat ketika menetapkan kriteria-kriteria. Niat memulai proses yang bersih, tanpa hubungan haram pacaran, tanpa interaksi yang mubadzir dan merusak hati. Ketika melihat calon suami atau kandidat isteri juga berniat. Saat pertama kali diperkenalkan pertama kali memiliki niat teguh.
Sudah banyak contoh tentang proses pernikahan Rosulullah dan para sahabatnya. Tentang Umar yang menawarkan putrinya sebagai bentuk tanggung jawab ayah mencarikan suami yang shalih. Tentang ‘Umar yang meminang Ummu Kultsum, putri ‘Ali ibn Abi Thalib. Tentang sahabat yang meminta agar Rosulullah berkenan menikahkannya dengan seorang wanita shalihah. Istilah jaman sekarangnya mengajukan proposal. Dalam kehidupan proses yang dilalui menuju pernikahan antara dua insan dikomunitas iman. Ini adalah komunitas yang menjadikan iman sebagai kualifikasi keanggotaan. Jama’ah muslim pertama di bawah kepemimpinan Rosulullah dan dilanjutkan para Khulafaur Rasyidin adalah gambaran nyata tentang komunitas iman tersebut. Proses pernikahan mudah, karena dimudahkan oleh Allah. Artinya: ‘Sesungguhnya, usaha kalian memang berbeda. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa. Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik. Maka akan Kami siapkan baginya jalan yang mudah.’(Q.S Al Lail:4-6).
‘Sesungguhnya amalan tergantung pada niatnya. Dan bagi tiap orang terdapat balasan sesuai yang ia niatkan. Maka barang siapa hijrahnya kepada Allah dan RosulNya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan RosulNya. Dan barang siapa hijrahnya karena dunia yang ingin ia raih, atau karena wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya hanya pada apa yang ia niatkan hijrah padanya.’(H.R Al Bukhari dan Muslim).
Hanya mengingatkan pembaca jangan sampai bergabung dengan komunitas iman agar memiliki isteri. Kalaupun berhasil mendapatkannya, namun hanya wanita yang didapat.Seperti kata pepatah, tak pernah ada padi tumbuh di kebun yang khusus menanam rumput. Pernah beberapa sahabat Rosulullah baru saja menikah. Namun belum pernah melihat isterinya. Lalu Rosulullah memerintahkan untuk melihatnya terlebih dahulu. Agar para sahabat Rosul menemukan ketertarikan yang dapat melanggengkan ikatan. Itulah salah satu esensi dari nazhar (melihat) dalam ta’aruf. Untuk perempuan sendiri, dalam Fiqih Politik Kaum Perempuan, pernah dituturkan Pak Cah bahwa Abibah binti Sahl isteri Tsabit bin Qais belum pernah melihat suaminya sampai saat malam pertama tiba. Dalam buku ‘Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan’ ada tata cara mulia dalam Rasulullah yang ditularkan pada umatnya.
Assalaamu’alaikum…
Rasulullah bersabda pada Anas: ‘Wahai anakku, jika engkau datang pada keluargamu, maka ucapkanlah salam. Jadilah kebarakahan atasmu dan atas ahli rumahmu…’ ‘Semoga Allah memberkahi masing-masing di antara kita terhadap teman hidupnya.’ ‘Apabila salah seorang dari kalian menikahi seorang perempuan, maka hendaklah ia memegang nashiyah(ubun-ubun)-nya, membaca basmalah dan memanjatkan do’a memohon barakah, serta mengucapkan do’a,-Ya Allah sesungguhnya aku mohon kepadaMu kebaikannya dan kebaikan wataknya. Dan aku berlindung kepadaMu dari kejahatannya dan kejahatan wataknya.’(H.R Al Bukhari, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Ibnu Mas’ud pernah mengatakan:
‘Sesungguhnya rasa kasih itu dari Allah sedang kebencian itu dari syaithan di mana ia berkeinginan untuk membencikan kepada kalian apa yang telah Allah halalkan bagi kalian. Maka apabila isterimu datang kepadamu, maka perintahkanlah ia shalatdi belakangmu dua raka’at dan berdo’alah, ‘Ya Allah barakahilah bagiku dalam keluargaku, dan barakahilah bagi mereka dalam diriku. Ya Allah kumpunkanlah antara kami apa yang Engkau kumpulkan dalam kebaikan dan pisahkanlah di antara kami jika Engkau memisahkan menuju kebaikan.’(Ibnu Abi Syaibah mentakhrijnya).
Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan ialah judul yang benar-benar bahasa dakwahnya untuk masyarakat. Mewakili atas perbuatan para penyalah guna cinta, para penikmat maksiat, serta para peleceh aturan Allah dan RosulNya. Sebenarnya judul ini ingin mengungkap kebenaran untuk menununjukkan sistem aturan hidup yang buruk agar tegak dihadapan syari’at Allah.
Buku yang memberi motivasi untuk menjaga kesucian bagi pembaca yang sedang menanti keindahan dan ingin menegaskan masa muda yang rawan. Judul yang bagi sebagian orang kurang relevan, namun cukup hadir sangat indah bagaimana pacaran Rosulullah dan para pengibar panji sunnahnya. Pesan-pesan dakwah yang ada dalam buku ‘Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan’ begitu banyak, karena keterbatasan peneliti maka hanya beberapa pesan saja yang akan dicantumkan dalam penelitian ini serta ayat al Qur’an yang langsung ditulis artinya. Serta beberapa kisah terdapat di dalamnya. Kisah para sahabat dan Rosul tidak akan berbentuk perintah, namun lebih memberi arahan bagi yang membutuhkannya.
Buku yang lebih kurang 240 halaman ini terdiri tiga bagian dengan sembilan bab, yang setiap halaman mengandung pesan. Hanya tidak semua peneliti sampaikan karena keterbatasan tadi. Buku ‘Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan’ dipersembahkan untuk mereka (pembaca) yang sedang dianugerahi cinta atau sedang pacaran bersama kekasih yang dipenuhi keinginan menikah dini namun belum berani yang sedang menjalani proses berliku dan melanggengkan masa-masa indah pernikahan.