Kelebihan Tafsir al-Misbah
Tidak ada satu kitab tafsir pun yang sempurna dalam semua aspek baik
metode, sistematika, atau yang lainnya yang mampu menampilkan pesan
Allah secara lengkap. Umumnya kelebihan dan kekurangan kitab tafsir dalam
suatu aspek akan menyebabkan kitab tafsir tersebut memiliki kekurangan pada
aspek lainnya. Tafsir ini menggunakan corak sastra budaya yaitu membahas
fenomena-fenomena kontemporer misalnya masalah ilmu pengetahuan,
teknologi. Hal ini disebabkan penafsiranseorang mufassir sangat dipengaruhi
oleh sudut pandang keahlian dan kecenderungan masing-masing. Demikian
halnya dengan kitab tafsir al-Misbah disamping memiliki kelebihan juga tidak
bisa melepaskan diri darikekurangan yang dikandungnya.
Adapun kelebihan kitab Tafsir al-Misbah diantaranya sebagai berikut :
- Menggunakan bahasa Indonesia sehingga dapat memudahkan para
pembaca dalam memahami isi al-Qur’an sebagai pedoman atau petunjuk
bagi manusia. Memberi warna yang menarik dan khas serta sangat relevan
untuk memperkaya khasanah pemahaman dan penghayatan kita terhadap
rahasia makna-makna al-Qur’an
- Sistematika tafsir al-Misbah sangat mudah dipahami dan tidak hanya oleh
mereka yang mengambil studi islam khususnya, tetapi juga sangat penting
dibaca oleh seluruh kalangan, baik akademis, santri, kyai, bahkan sampai
kaum muallaf, karena tafsir ini memberi corak yang berbeda dengan tafsir
lainnya.
- Pengungkapan kembali tafsir ayat-ayat al-qur’an yang telah ditafsirkan
sebelumnya dalam menafsirkan suatu ayat, yang dimaksud M. Quraish
Shihab adalah untuk mengkorelasikanantara ayat yang sebelumnya
dengan ayat yang akan ditafsirkan, sehingga pembaca akan mudah
25
memahami isi kandungan suatu ayat dan kaitannya dengan ayat lain.
Dengan demikian akan tercipta pemahaman yang utuh terhadap isi
kandungan al-Qur’an.
- Dalam menafsirkan setiap ayat-ayat al-Qur’an M. Quraish Shihab
mengungkapkan secara panjang lebar dan mengkaitkan dengan fenomena
yang terjadi dalam masyarakat yaitu dengan kenyataan social dengan
sistem budaya yang ada. Misalnya dalam QS 4/ an-Nisa’ ada ayat yang
menjelaskan tentang poligami, karenamasalah poligami ini sudah marak
di masyarakat. Selanjutnya ayat yang menjelaskan tentang akal, agar
manusia dapat membina akalnya dengan baik. Akal yang tidak dibina
membuat manusia lupa akan dirinya, lupa akan adanya Allah sehingga
banyak kerusuhan yang terjadi di dunian ini.
- Tafsir ini di dalam surahnya terdapat tujuan utama atau atau tema surah
tersebut. Jadi pembaca akan dapat lebih mudah memahami isi dan
kandungan al-Qur’an, karena sudah dijelasakan tujuan utama dari setiap
surah.
Kekurangan Tafsir al-Misbah
M. Quraish Shihab adalah seorang mufassir yang tidak luput dari
kekurangan. Keadaan seseorang pada lingkungan budaya atau kondisi sosial,
dan perkembagan ilmu, juga mempunyai pengaruh yang tidak kecil dalam
menagkap pesan-pesan al-Qur’an. Keagungan firman Allah dapat menampung
segala kemampuan tingkat, kecenderungan dan kondisi yang berbeda-beda.
Walaupun M. Quraish Shihab seorang mufassir yang tentunya tidak luput dari
kekurangna tetapi beliau selalu berusaha menghidangkan tafsir-tafsir yang
baru, yang membuat pembaca memahaminya.
Al-Qur’an al-Karim turun sedikit demi sedikit, selama sekitar 22
tahun lebih. Ayat-ayatnya berinteraksi dengan budaya dan perkembangan
masyarakat yang dijumpainya. Meskipun demikian, nilai-nilai yang
diamanahkannya dapat diterapkan pada setiap situasi dan kondisi.
Mufassir dituntut untuk menjelaskan nilai-nilai itu sejalan dengan
perkembangan masyarakatnya, sehinggaal-Qur’an benar-beanar dapat
berfungsi sebagai petunjuk, pemisah antara yang haq dan batil, serta jalan
keluar bagi setiap problem kehidupan yang diahadapi..
31
mufassir juga
dituntut pula untuk menghapus kesalahpahaman terhadap al-Qur’an atau
kandungn ayat-ayatnya, sehingga pesan-pesan al-Qur’an diterapkan dengan
sepenuh hati dalam kehidupan pribadi dan masyarakat.
Adapun kekurangan tafsir al-Misbah adalah:
- penggunaan bahasa Indonesia dalam menafsirkan al-Qur’an menunjukkan
bahwa buku tafsir tersebut bersifat lokal yang hanya untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat Islam Indonesia saja. Sedang bagi orang non-
Indonesia tetap akan mengalami kesulitan karena bahasa Indonesia bukan
merupakan bahasa Internasional.
- dapat menimbulkan penafsiran tumpang tindih dan pengulangan-
pengulangan yang dapat menimbulkan kejenuhan.misaalnya kaitannya
dengan surah sebelumnya atau ayat-ayat sebelumnya terjadi penafsiran
yang sebelumnya sudah dijelaskan secara menyeluruh di ayat yang
berikutnya dijelaskan lagi.
- di dalam menafsirkan suatu ayat ia tidak memberikan informasi tentang
halaman dan nomer volume buku yang dinukil sehingga menyulitkan
pembaca untuk mengetahui penjalasan tersebut secara lengkap dari sumber
aslinya.
- M. Quraish Shihab dalam menafsirkan al-Qur’an kurang adil, karena ada
ayat yang dijelaskan secara tuntas tapi ada juga yang hanya sekedarnya.
Hal ini barangkali disebabkan oleh kemampuan yang terbatas dalam ilmu-
ilmu eksata. Dan keluasannya dalam ilmu-ilmu sosial keagamaan.