Ada beberapa faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha yaitu:
a. Lingkungan keluarga: Orang tua akan memberikan corak budaya, suasana rumah, pandangan hidup dan pola sosialisasi yang akan menentukan sikap, perilaku serta proses pendidikan terhadap anak-anaknya. Orang tua yang bekerja sebagai wirausaha akan mendukung dan mendorong kemandirian, berprestasi dan bertanggung jawab. Dukung orang tua ini, terutama ayah sangat penting dalam pengambilan keputusan pemilihan karir bagi anak. Penelitian Jacobowitz dan Vidler (Hirrich dan Peters, 1998) menemukan bahwa 725 wirausahawan yang diteliti mempunyai ayah atau orang tua yang relatif dekat yang juga wirausahawan.
b. Pendidikan: Pentingnya pendidikan dikemukakan oleh Holt (Rahmawati, 2000) yang mengatakan bahwa paket pendidikan kewirausahaan akan membentuk siswa untuk mengejar karir kewirausahaan. Pendidikan formal memberikan pemahaman yang lebih baik tentang proses kewirausahaan, tantang yang diha-dapinya para pendiri usaha baru dan masalah-masalah yang harus diatasi agar berhasil. Sementara itu menurut Hisrich dan Peters (1998) pendidikan penting bagi wirausaha, tidak hanya gelar yang didapatkannya saja, namun pendidikan juga mempunyai peranan yang besar dalam membantu mengatasi masalah-masalah dalam bisnis seperti keputusan investasi dan sebagainya. Dari penelitian Hisrich dan Brusch (Hisrich dan Reteter, 1989) ditemukan bahwa 70% wirausahawati adalah lulusan perguruan tinggi. Secara lebih spesifik penelitian ini menemukan bahwa pendidikan yang dibutuhkan untuk berwiraswasta termasuk dalam area finansial, strategi perencanaan, marketing (termasuk pemasaran dan manajemen).
c. Nilai Personal: Beberapa penelitian menemukan bahwa wira-usahawan memiliki sikap yang berbeda terhadap proses manajemen dan bisnis secara umum (Hisrich dan Peters, 1998). Nilai personal dibentuk oleh motivasi, dan optimisme individu. Penelitian Indarrti & Kristiansen (2003) menemukan bahwa tingkat intensi wirausaha siswa dipengaruhi tinggi rendahnya kapasitas motivasi, pengendalian diri dan optimisme siswa. Dengan demikian nilai personal juga menentu-kan tingkat intensi wira usaha seseorang
d. Usia: Roe (1964) mengatakan bahwa minat terhadap pekerjaan mengalami perubahan sejalan dengan usia tetapi menjadi relatif stabil pada post abdolence. Penelitian Strong dalam Hartini (2002) terhadap sejumlah pria berusia 15-25 tahun tentang minat terhadap pekerjaan menunjukkan bahwa minat berubah secara sedang dan cepat pada usia 15-25 tahun dan sesudahnya sangat sedikit perubahannya.
e. Jenis kelamin: Jenis kelamin sangat berpengaruh terhadap minat berwirausaha mengingat adanya perbedaan terhadap pandangan pekerjaan antra pria dan wanita. Manson dan Hogg (1991) mengemukakan bahwa kebanyakan wanita cenderung sambil lalu dalam memilih pekerjaan dibanding dengan pria. Wanita mengang-gap pekerjaan bukanlah hal yang penting. Karena wanita masih dihadapkan pada tuntutan tradisional yang lebih besar menjadi istri dan ibu rumah tangga.
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha di atas, seorang wirausahawan memiliki tiga dasar motif sosial : motif untuk berprestasi, motif untuk berafiliasi (menjalin pershabatan), dan motif untuk berkuasa. Dari perbandingan keduanya ternyata seorang wirausaha terlihat jelas memiliki motif berprestasi yang menonjol (sangat tinggi) dibanding-kan dengan individu yang tidaktertarik berwirausaha.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi intensi berwira-usaha seperti lingkungan, keluarga, pendidikan, nilai personal, usia dan jenis kelamin. Lingkungan, ke-luarga dan pendidikan merupakan faktor eksternal sedangkan nilai personal, usia dan jenis kelamin merupakan faktor internal yang mempengaruhi intensi individu untuk berwirausaha.