Aspek Adversity intelligence terdiri dari Control atau kendali, Origindan Ownership (asal usul dan
pengakuan), Reach (jangkauan) dan Endurance (daya tahan) membentuk dorongan bagi individu dalam menghadapi masalah. Controlatau kendali merupa-kan tingkat optimisme individu mengenai situasi yang dihadapi, apabila situasi berada dalam kendali individu maka dalam diri individu akan membentuk intensi menyelesaikan masalah. Individu yang memi-liki kendali yang tinggi akan berinisiatif menangkap peluang yang ada (wirausaha).
Origin dan Ownership (asal usul dan pengakuan) merupakan faktor yang menjadi awal tindakan individu. Apabila individu memandang penyebab/ asal usul kesalahan bukan berasal dari diri individu melainkan berasal dari luar atau masalah itu sendiri maka akan timbul intensi untuk melakukan sesuatu yang mampu menyelesaikan masalah tersebut. Individu yang menganggap wirausaha bagian dari masalah dalam diri individu akan memiliki kreati-vitas, kemandirian berwirausaha.
Reach (jangkauan) merupakan faktor sejauh mana kesulitan yang dihadapiindividu, semakin besar kesulitan-kesulitan yang dihadapi individu maka semakin rendah intensi individu dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Individu yang merasa peluang yang ada dapat dijangkau akan memiliki intensi melakukan wirausaha.
Endurance (daya tahan) merupakan jangka waktu masalah yang dihadapi, apabila lama masalah yang dihadapi maka intensi yang ada dalam diri individu menjadi rendah. Individu yang menganggap peluang wirausaha bukan suatu masalah yang meng-habiskan waktu akan berupaya melakukan wirausaha.
|
Adversity Intelligence |
Indarti dan Kristiansen mengemukakan bahwa intensi berwirausaha dibentuk oleh tiga ciri sifat yaitu need for achivement, locus of control, dan self-efficacy. Individu yang memiliki kemampuan menghadapi rintangan akan memiliki need for achivement, locus of control,dan self-efficacy yang tinggi sehingga berpotensi dalam wirausaha (Kristian-sen, 2001).
Seorang individu yang memiliki kecerdasan menghadapi rintangan diduga akan lebih mudah menjalani profesi sebagai seorang wirausahawan karena memiliki kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang (Stoltz, 2000). Individu yang memiliki kecerdasan menghadapi rintangan akan memiliki kemampuan untuk menangkap pe-luang usaha (wirausaha) karena memiliki kemampuan menanggung resiko, orientasi pada peluang/inisiatif, kreativitas, kemandirian dan pengerahan sumber daya, sehingga Adversity Intelligence dalam diri individu memiliki hubungan dengan keinginan untuk berwirausaha.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ada hubungan yang positif antara Adversity Intelligence dengan intensi berwirausaha pada siswa SMK. Semakin tinggi Adversity Intelligence maka semakin tinggi pula intensi berwirausaha siswa SMK begitu juga sebaliknya.