Media Dakwah
Arti istilah media bila ditinjau dari asal katanya (etimologi),
berasal dari bahasa Latinyaitu "median", yang berarti alat perantara.
Sedangkan kata media merupakan jamak daripada kata median
tersebut. Pengertian semantiknya media berarti segala sesuatu yang
dapat dijadikan sebagai alat (perantara) untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Dengan demikian media dakwah, yaitu segala sesuatu yang
dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang
telah ditentukan (Syukir, 1983: 163).
Untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah
dapat menggunakan berbagai wasilah. Ya'qub membagi wasilah
dakwah menjadi lima macam, yaitu lisan, tulisan, lukisan, audio
visual, dan akhlak:
1. Lisan, inilah wasilahdakwah yang paling sederhana yang
menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan wasilahini dapat
berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan
sebagainya.
2. Tulisan, buku majalah, surat kabar, surat menyurat
(korespondensi) spanduk, flash-card, dan sebagainya.
3. Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya.
4. Audio visual, yaitu alat dakwah yang merangsang indra
pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya, televisi, film,
slide, ohap, internet, dan sebagainya.
5. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan
ajaran Islam dapat dinikmati serta didengarkan oleh mad'u
(Ya'qub, 1973: 42-43).
Pada dasarnya dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah
yang dapat merangsang indra-indra manusia serta dapat
menimbulkan perhatian untuk menerima dakwah. Semakin tepat dan
efektif wasilahyang dipakai semakin efektif pula upaya pemahaman
ajaran Islam pada masyarakat yang menjadi sasaran dakwah.
Media (terutama media massa) telah meningkatkan
intensitas, kecepatan, dan jangkauan komunikasi dilakukan umat
manusia begitu luas sebelum adanyamedia massa seperti pers, radio,
televisi, internet dan sebagainya. Bahkan dapat dikatakan alat-alat
tersebut telah melekat tak terpisahkan dengan kehidupan manusia di
abad ini.
Metode Dakwah
Hal yang sangat erat kaitannya dengan metode wasilah
adalah metode (thariqah) dakwah. Kalau wasilahadalah alat-alat
yang dipakai untuk mengoperkan atau menyampaikan ajaran Islam
maka thariqahadalah metode yang digunakan dalam dakwah.
Arifin (2003: 65) dalam bukunya yang berjudul: Ilmu
Pendidikan Islam, menyatakan: metode berasal dari dua perkataan
yaitu metadan hodos. Meta berarti "melalui", dan "hodos" berarti
"jalan atau cara". Dengan demikianasal kata "metode" berarti suatu
jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Munsyi (1982: 29)
mengartikan metode sebagai cara untuk menyampaikan sesuatu.
Sedangkan dalam metodologi pengajaran ajaran Islam disebutkan
bahwa metode adalah "Suatu cara yang sistematis dan umum
terutama dalam mencari kebenaran ilmiah".
Menurut Pius Partanto (1994: 461)metode adalah cara yang
sistematis dan teratur untuk pelaksanaan suatu atau cara kerja.
Dakwah adalah cara yang digunakan subjek dakwah untuk
menyampaikan materi dakwah atau biasa diartikan metode dakwah
adalah cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da'i untuk
menyampaikan materi dakwah yaitu al-Islam atau serentetan
kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sementara itu dalam komunikasi, metode dakwah ini lebih
dikenal sebagai approach, yaitu cara-cara yang dilakukan oleh
seorang da'i atau komunikator untuk mencapai suatu tujuan tertentu
atas dasar hikmah dan kasih sayang (Tasmara, 1997: 43).
Dengan
kata lain, pendekatan dakwah harus bertumpu pada satu pandangan
human oriented menetapkan penghargaan yang mulia pada diri
manusia. Hal tersebut didasari karena Islam sebagai agama salam
yang menebarkan rasa damai menempatkan manusia pada prioritas
utama, artinya penghargaan manusia itu tidaklah dibeda-bedakan
menurut ras, suku, dan lain sebagainya. Sebagaimana yang tersirat
dalam QS. al-Isra' 70; "Kami telah muliakan Bani Adam (manusia)
dan Kami bawa mereka itu di daratan dan di lautan. Kami juga
memberikan kepada mereka dan segala rezeki yang baik-baik.
Mereka juga Kami lebihkan kedudukannya dari seluruh makhluk
yang lain" (Depag RI,1978: 435).
Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru
dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah (Islam). Dalam
menyampaikan suatu pesan dakwah, metode sangat penting
peranannya, suatu pesan walaupun baik, tetapi disampaikan lewat
metode yang tidak benar, pesan itu bisa saja ditolak oleh si penerima
pesan. Maka dari itu kejelian dan kebijakan juru dakwah dalam
memilih dalam memakai metode sangat mempengaruhi kelancaran
dan keberhasilan dakwah. Ketika membahas tentang metode dakwah
pada umumnya merujuk pada surah an-Nahl (QS.16:125)
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk (Depag RI,1978: 421).
Dalam ayat ini, metode dakwah ada tiga, yaitu: a) hikmah b)
mau'izah al-hasanahc) mujadalah billati hiya ahsan.