Pengertian Kecerdasan Menghadapi Rintangan - Menurut Stoltz (2000), teori kecerdasan menghadapi rintangan adalah suatu kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi suatu peluang keberhasilan mencapai tujuan. Surekha (2001) menyatakan bahwa Adversity adalah kemampuan berpikir, mengelola dan mengarahkan tindakan yang membentuk suatu pola–pola tanggapan kognitif dan prilaku atas stimulus peristiwa-peristiwa dalam kehidupan yang merupakan tantangan atau kesulitan. Di tambahkan pula bahwa kesulitan yang dihadapi itu mempunyai beragam variasi bentuk dan kekuatan dari sebuah tragedi yang besar sampai kelalaian kecil. Dalam kamus Inggris–Indonesia disebutkan bahwa Adversity mempunyai arti kesengsaraan atau kemalangan, isti-lah kesengsaraan atau kemalangan dijelaskan dalam kamus besar bahasa Indonesia sebagai penderitaan atau kesusahan.
Adversity merupakan hasil riset penting dari tiga cabang ilmu pengetahuan, yaitu: psikologi kognitif, psikoneuroimunoilogi dan neurofisiologi. Kecerdasan dalam menghadapi rintangan meliputi dua komponen penting dari setiap konsep praktis, yaitu teori ilmiah dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Konsep tersebut telah diuji cobakan pada ribuan orang dari perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. Kecerdasan dalam menghadapi rintangan dapat menentukan siapa yang akan berhasil melampui harapan-harapan atas kinerja dan potensi-potensi yang ada (Stoltz, 2000).
Kecerdasan dalam menghadapi rintangan melalui tiga bentuk. Pertama, kecerdasan dalam menghadapi rintangan adalah suatu kerangka baru dalam mema-hami dan meningkatkan semua segi kesuksesan. Melalui riset-riset yang telah dilakukan kecerdasan dalam menghadapi tintangan menawarkan suatu pengetahuan baru dan praktisdalam merumuskan apa saja yang diperlukan dalam meraih keberhasilan. Kedua, kecerdasan dalam menghadapi rintangan mempunyai pengukur untuk mengetahui respon individu terhadap kesulitan. Melalui kecerdasan dalam menghadapi rintangan pola-pola tersebut untuk pertama kalinya dapat diukur, dipahami dan diubah. Ketiga, kecerdasan dalam menghadapi rintangan merupakan serangkaian peralatan yang memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki respon individu terhadap kesulitan yang akan mengakibatkan per-baikan efektivitas pribadi dan profesional individu secara keseluruhan (Stoltz, 2000). Selain hal di atas kecerdasan dalam menghadapirintangan berkaitan dengan memperbesar kendali dan pengakuan sambil mengurangi sikap mempersalahkan diri sendiri, sikap membuat bencana dan sifat permanen yang merusak.
Cara suatu tim kerja dalam merespon kesulitan, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama, akan mempunyai efek jangka panjang terhadap segi keberhasilan dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Adanya pelatihan kecerdasan dalam menghadapi rintangan bisa menciptakan semua organisasi yang terus bertahan tatkala yang lainnya gagal atau menyerah (Stoltz, 2000).
Kecerdasan dalam menghadapi rintangan berlaku untuk individu, tim dan perusahaan. Kecerdasan dalam menghadapi rintangan menentukan kemampu-an untuk bertahan dan mendaki kesulitan, serta meraih kesuksesan. Kecerdasan dalam menghadapi rintangan juga mempengaruhi pengetahuan, kreati-vitas, produktivitas, kinerja, usia, motivasi, pengambilan resiko, perbaikan, energi, vitalitas, stamina, kesehatan, dan kesuksesan dalam pekerjaan yang dihadapi (Stoltz, 2000).
Bila mengukur kecerdasan dalam menghadapi rintangan individu, yang dilihat tidak hanya sekedar pengkategorian dalam menghadapi rintangan tinggi dan kecerdasan dalam menghadapi rintangan rendah, karena kecerdasan dalam menghadapi rintangan merupakan suatu tantangan. Kecerdasan dalam menghadapi rintangan bukan masalah hitam dan putih, tinggi atau rendah namun merupakan suatu masalah derajat. Individu yang memiliki kecerdasan dalam menghadapi rintangan tinggi akan memiliki kemungkinan yang lebih besar dalam menikmati manfaat-manfaat kecerdasan dalam menghadapi rintangan yang tinggi (Stoltz, 2000).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan dalam menghadapi rintangan adalah suatu kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi suatu peluang keberhasilan mencapai tujuan. melalui kemampuan berpikir, mengelola dan me-ngarahkan tindakan yang membentuk suatu pola-pola tanggapan kognitif dan prilaku atas stimulus peristiwa-peristiwa dalam kehidupan yang merupa-kan tantangan atau kesulitan.