Bahwa yang merupakan dasar dari setiap pelaksanaan dakwah Islam tidak dapat lain kecuali Islam atau Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sedangkan tujuan pelaksanaan dakwah haruslah sesuai dengan tujuan islam.
Dalam melaksanakan usaha dakwahnya, dalam rangka mencapai tujuan-tujuan akhir maka sangatlah diperlukan adanya strategi dan terdapat beberapa anasir strategi antara lain :
1. Dasar,asas teori ajaran tertentu.
2. Tujuan.
3. Tempat atau medan.
4. Personel.
5. Cara.
6. Waktu.
7. Peralatan.
Sedangkan yang disebut dengan strategi adalah penyusunan ketujuh faktor (unsur-unsur) strategi yang termaksud diatas dalamsatu sistempelaksanaan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa strategi adalah penyusunan potensi personel (logistic dan segala peralatan lainnya) dengan cara demikian sehingga pada suatu situasi (waktu dan medan) itu dapat meningkatkan pelaksanaan, dalamrangka mencapai tujuan akhir sesuai dengan dasar-dasar teori tertentu.
Strategi adalah suatu rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Sedangkan
strategi dakwah dapat diartikan sebagai metode siasat, taktik atau maneuvers yang dipergunakan dalamaktivitas (kegiatan dakwah).
Dalam melaksanakan tugasnya,untuk mencapai tujuan dakwah, seorang da’i tidak akan lepas dari strategi. Sebab dengan strategi itulah para da’I dapat mendeteksi gerak dakwah Islamdalammencapai tujuan. Tanpa strategi yang tepat, maka dakwah yang dijalankan tidak akan berhasil dengan baik.
|
Strategi Dakwah |
Agar strategi dakwah itu berhasil didalam usaha dakwah, maka harus diperhatikan beberapa azaz dakwah antara lain:
1. Azaz filosofis : azaz ini terutamamembicarakan masalah yang erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapaidalamproses atau dalamaktifitas dakwah.
2. Azaz kemampuan dan keahlian Da’i (achievement and professional).
3. Azaz sosiologis : azas ini membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah. Misalnya politik pemerintah setempat, mayoritas agama didaerah setempat, filosofis sasaran dakwah, sosio cultural sasaran dakwah dan sebagainya.
4. Azaz psychologis : azaz ini membahasmasalah yang erat hubungannya dengan kejiwaan manusia. Seorang da’i adalahmanusia, begitupun sasaran dakwahnya yang memiliki karakter (kejiwaan) yang unik yaitu berbeda satu sama yang lainnya. Apalagi masalah agama, yang merupakan masalah idiologi atau kepercayaan (rokhaniah) tak luput dari masalah-masalah psychologis sebagai azaz
(dasar) dakwahnya.
5. Azaz efektifitas dan efisiensi : azaz ini maksudnya adalah didalamaktifitas dakwah harus berusaha menseimbangkan antara beaya, waktu maupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya, bahkan kalau bias waktu, beaya dan tenaga sedikit dapat memperoleh hasil yang semaksimal mungkin. Dengan kata lain ekonomis beaya, tenaga, waktu tapi dapat mencapai hasil yang semaksimal mungkin atau setidak-tidaknya seimbang antara keduanya.
Melihat azaz-azaz strategi dakwah diatas, seorang da’i perlu sekali memiliki pengetahuan-pengetahuan yang erat hubungannya dengan azaz-azaz tersebut. Berdasarkan kenyataan dakwah dilapangan serta aspek-aspek normative yang terdapat dalamAl-Qur’an dan As-Sunnah, maka ditemukan prinsip-prinsip dan strategi dakwah sebagai berikut:
1). Memperjelas secara gamblang sasaran ideal. Sebagai langkah awal dalamberdakwah, terlebih dahulu harus diperjelas sasaran yang ingin dicapai, yaitu :
a. Pribadi muslim: Dakwah hendaknya mampu mengubah pribadi seorang muslimdari profil yang statis dan lemah menjadi profil yang kokoh, kuat, dinamis, kreatif serta produktif.
b. Masyarakat muslim: Dakwah hendaknya mampu membentuk masyarakat muslim, yaitu masyarakat yang dinamis, berkepemimpinan, dipimpin oleh syari’at Allah.
2). Merumuskan masalah pokok umat Islam: Langkah selanjutnya adalah merumuskan masalah pokok yang dihadapi umat, kesenjangan antara sasaran ideal dan kenyataan yang konkret dari pribadi-pribadi muslimserta kondisi masyarakatnya dewasa ini. Dan setiap waktu tertentu harus ada kajian ulang terhadap masalah tersebut seiring dengan pesatnya perubahan masyarakat itu.
3). Merumuskan isi dakwah: Untuk dapat menyusun isi dakwah secara tepat, dibutuhkan penguasaan ilmu yang komprehensif, atau kalau tidak dengan menghimpun pikiran para pakar dari disiplin ilmu.
4). Menyusun paket-paket dakwah: Tugas para da’i selanjutnya adalahmenyusun paket-paket dakwah sesuai dengan masyarakat sasaran beserta permasalahan yanag dihadapi harus dibedakan paket dakwah untuk sasaran non muslimmaupun kaum muslim.
Evaluasi ini sangat penting untuk mengetahui sajauhmana hasil dakwah yang telah dicapai. Disamping itu untuk sesuai dengan perubahan masyarakat dalamkurun waktu tertentu harus selalu ada penyempurnaan dakwah.
Menurut Let.Jend. H.Sudirman mengatakan bahwa strategi berarti pelaksanan dari suatu kebijaksanaan yang telah ditentukan. Jadi yang dimaksud disini strategi adalahsuatu pola kebijaksanaan untuk mencapai suatu tujuan yang telah disepakati bersama, berdasarkan dari hasil penelitian tentang keadaan.
Adapun bentuk-bentuk strategi dakwah adalah :
a. Strategi perencanaan dakwah: Adalah merupakan pemikiran, pemilihan, tujuan organisasi, penentuan strategi kebijaksanaan, program-programstrategiyang diperlukan untuk menjamin bahwa strategi dan kebijaksanaan telah di implementasikan.
b. Strategi Pengorganisasian Dakwah: Strategi dakwah yang penulis maksud mekanisme pengorganisasian yang professional. Dan pengelompokan tugas dakwah (da’I, perencanaan, pengelolaan kegiatan dakwah). Hal ini merupakan proses berkesinambungan dalam rencana strategi yang telah ditetapkan disertai dengan statusnya serta menurut kemampuan dan keahlian yang diatur melalui hubungaqn kerja yang manis dari masing-masing obyek dakwah.
c. Strategi Penggerakan Dakwah: Dalam proses dakwah, strategi penggerakan dakwah adalah merupakan strategi dalamarti operational : maksudnya bahwa fungsi penggerakan yang berperan sebagai pendorong pelaku dakwah untuk segera melaksanakan rencana yang telah ditentukan. Hal ini dimaksud untuk menggerakkan pelaku dakwah bersedia berjuang untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalamrangka berdakwah. Yang demikian dapat terlaksana apabila memimpin dakwah mampu memberikan motifasi dan menjalin pengertian selalu meningkatkan kemampuan keahlian mereka.
d. Strategi Pengawasan Dakwah: Dalam hal ini ada beberapa langakah yang harus diperhatikan, antara lain :
1. Menetapkan target tujuan, guna menilai apakah rencana dapat berjalan.
2. Mengadakan pemeriksaan dan penelitian terhadap pelaku dakwah yang telah ditetapkan.
3. Menyetujui pemeriksaan dan penelitian hasil atau menolak dalam kasus tindakan dengan pembetulan dan perbaikan.