Muhammad Syahrur lahir di kota Damaskus, pada 11 April 1938. Ayahnya bernama Daib bin Daib, sedangkan ibunya bernama Shadîqah binti Shâlih Falyun. Syahrur dikaruniai lima orang anak: Thâriq, al-Laits, Bâsil, Mashun, dan Rîma, sebagai buah pernikahannya dengan ‘Azîzah.
Syahrur mengawali karir intelektualnya dengan menempuh pendidikan di sekolah dasar dan menengahnya di kota kelahirannya di lembaga pendidikan `Abd al-Rahman al-Kawâkibî, hingga tamat pada 1957. Pada 1957 itu juga ia memperoleh beasiswa pemerintah untuk studi ilmu teknik di Moskow (Uni Soviet), Saat di Moskow inilah pada akhirnya Muhammad Syahrûr bersentuhan dengan pemikiran Hegel dan Marxisme. Sehingga apa yang telah Ia pelajari ini sedikit banyak mempengaruhi penafsirannya terhadap ayat-ayat Aquran sebagaimana tertuang dalam karyanya. dan berhasil menyelesaikannya pada 1964.
Tahun berikutnya, ia bekerja sebagai dosen pada Fakultas Teknik Universitas Damaskus. Kemudian oleh pihak universitas, ia dikirim ke Irlandia untuk studi Post Graduated (S2/Pascasarjana) dalam spesialisasi mekanik tanah (al-handasah al-turbah) dan teknik fondasi (al-handasat al-asasat) pada Ireland National University. Gelar Master of Science diperoleh ada 1969, dan gelar Doktor pada 1972.
Pada tahun ini pula Syahrûr secara resmi diangkat menjadi dosen Fakultas Teknik Sipil (Kulliyyat al-Handasah al-Madâniyyah) Universitas Damaskus untuk mata kuliah Mekanika Pertanahan dan Geologi (Mikânika al-Turbah wa al-Mansya`at al-Ardhiyyah) hingga sekarang. Selain sibuk sebagai seorang dosen, pada tahun 1972 ia bersama beberapa rekannya di fakultas juga membuka Biro Konsultasi Teknik (Dâr al-Istisyârat al-Handasiyyah). Sepertinya, prestasi dan kreatifitas Syahrûr semakin meneguhkan kepercayaan niversitas terhadapnya, terbukti ia mendapat kesempatan terbang ke Arab Saudi untuk menjadi tenaga ahli pada al-Saud Consult pada tahun 1982-1983.
Meskipun Syahrûr berlatar belakang teknik, ternyata ia pemerhati masalah-masalah yang berkembang pada saat itu, khususnya dalam diskursus keislaman. Perhatian itu tertuang dalam buah penanya yang berjudul al-Kitâb wa al-Qur`ân Qirâ`ah Mu’âshirah. Buku ini merupakan karya perdananya sekaligus menjadi inspirasi untuk menuliskan pemikirannya dalam karya yang lain. Selain itu buku inilah secara fungsional yang sebenarnya telah membuat namanya melejit dalam kancah belantika pemikiran Islam. Secara garis besar, karya-karya Syahrûr dibagi ke dalam dua kategori: Pertama, bidang teknik: al-Handasah al-Asasat (tiga jilid) dan al-Handasah al-Turâbiyyah (sebanyak satu jilid). Kedua, bidang keislaman Dirâsat Islâmiyyah yang kesemuanya diterbitkan oleh al-Ahâlî li al-Thabâ`ah wa al-Nasyr wa al-Tauzi` di Damaskus.