Pengertian Minat - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat adalah kecenderungan hati yg tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan. Menurut Slameto minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978: 114), minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Sedangkan menurut B. Suryosubroto (1988: 109),
minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu obyek atau menyenangi obyek. Jadi dapat disimpulkan minat ialah suatu proses pengembangan seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu kegiatan yang disenangi.
Pada semua usia, minat memiliki peranan penting dalam kehidupan seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Jenis pribadi yang ditentukan oleh minat dimulai pada masa kanak-kanak. Sepanjang masa kanak-kanak, minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Anak yang berminat pada sebuah kegiatan, baik permainan maupun pekerjaan akan berusaha kuat untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang berminat atau merasa bosan.
Setiap minat memuaskan suatu kebutuhan dalam kehidupan anak. Semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan, semakin kuatlah ia, sebaliknya minat akan padam bila tidak disalurkan. Minat juga mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi anak. Ketika anak mulai berpikir pekerjaan mereka di masa mendatang, mereka menentukan apa yang mereka ingin lakukan jika mereka dewasa. Semakin yakin mereka mengenal pekerjaan yang diidamkan, semakin besar minat mereka terhadap segala kegiatan yang mendukung aspirasi itu.
|
Pengertian Minat |
Untuk mengerti bagaimana minat berkembang, bukan saja bagaimana minat itu dipelajari, namun juga perlu diketahui bagaimana berbagai aspek minat berkembang. Menurut Elizabeth B. Hurlock, semua minat memiliki dua aspek yaitu:
1) Aspek kognitif
Aspek kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan anak mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang membangun aspek kognitif minat didasarkan pada pengalaman pribadi dan apa yang dipelajari di rumah, di sekolah, di masyarakat, dan di media massa.
2) Aspek afektif
Aspek afektif atau bobot emosional konsep yang membangun aspek kognitif minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat.
Walau kedua aspek memiliki peranan penting namun dalam hal apa yang akan dan tidak akan dilakukan oleh anak dan jenis penyesuaian pribadi dan sosial mereka, aspek afektif lebih penting dari aspek kognitif. Pertama, aspek afektif mempunyai peranan yang lebih besar dalam memotivasi tindakan dari pada aspek kognitif, misalnya pekerjaan yang dipilih karena sikap sosial yang positif terhadap pekerjaan itu akan memotivasi anak untuk belajar guna mempersiapkan dirinya untuk pekerjaan yang dipilihnya. Kedua, aspek afektif minat, sekali terbentuk cenderung lebih tahan terhadap perubahan dibandingkan dengan aspek kognitif.
Menurut Elizabeth B. Hurlock, minat tumbuh dari tiga jenis pengalaman belajar. Pertama, dalam belajar mencoba, anak-anak menemukan sesuatu yang menarik perhatian mereka. Kedua, dalam belajar melalui identifikasi dengan orang yang dicintai atau dikagumi. Ketiga, minat berkembang melalui bimbingan dan pengarahan seseorang yang mahir menilai kemampuan anak.
Elizabeth B. Hurlock mengatakan, perbedaan kemampuan dan belajar, menyebabkan minat anak bervariasi. Berikut beberapa minat anak:
1) Minat terhadap tubuh manusia
Minat pada tubuh manusia disebabkan oleh perkembangan kemampuan intelektual yang menangkap perubahan dari tubuhnya sendiri dan perbedaan antara tubuhnya dan tubuh teman sebaya serta orang dewasa
2) Minat terhadap penampilan
Minat pada penampilan dan pakaian berkembang saat anak mulai menyadari peranan penampilan dan pakaian dalam pergaulan sosial
3) Minat terhadap nama
Dari sekian nama yang dimiliki anak, nama kecil, nama keluarga, nama tengah, nama julukan, nama kesayangan, nama kekerabatan, minat anak cenderung diarahkan pada nama kecil, nama panggilan, dan nama kesayangan
4) Minat terhadap lambang status
Lambang status merupakan lambang prestise. Lambang ini mengatakan pada orang lain bahwa orang itu mempunyai status yang lebih tinggi dari orang yang sekelompok dengan dia
5) Minat pada agama
Minat pada agama biasanya mendahulukan minat pada ajaran agama. Minat pada agama berkurang ketika kebimbangan dimulai
6) Minat pada seks
Minat pada seks dinyatakan dengan bertanya, eksplorasi alat kelamin, membaca buku, dan mengikuti pendidikan seks di sekolah
7) Minat pada sekolah
Minat pada sekolah mendahului minat yang selektif terhadap bidang akademis dan ekstrakurikuler tertentu. Minat pada sekolah berkurang ketika takut sekolah, membolos, perilaku mengganggu, dan prestasi yang kurang.
8) Minat pada pekerjaan di masa mendatang
Minat anak pada pekerjaan berkembang mulai dini dan dipengaruhi oleh sikap orang tua, prestise berbagai pekerjaan, pekerjaan orang yang dikagumi, kemampuan dan minat anak, kemungkinan untuk mandiri dalam pekerjaan, pengalaman pribadi dari orang dari berbagai pekerjaan. Salah satu contoh pada kategori minat pada pekerjaan adalah memasak.
Sedangkan menurut Guilford (1956) tentang jenis-jenis minat, yaitu sebagai berikut:
1) Minat vokasional
Minat vokasional,yaitu minat yang merujuk pada bidang-bidang pekerjaan.
a) Minat professional : minat keilmuan, seni, dan kesejahteraan social.
b) Minat Komersial : minat pada pekerjaan dunia usaha, jual beli, periklanan, akuntansi, kesekretariatan, dan lain-lain
c) Minat kegiatan fisik, mekanik, kegiatan luar, dan lain-lain.
2) Minat avokasional
Minat avokasional, yaitu minat untuk memperoleh kepuasan atau hobi. Misalnya petualang, hiburan, apresiasi, dan lain-lain
Dalam teori Guilford, minat memasak termasuk dalam minat vokasional yang merujuk pada bidang pekerjaan dunia usaha.
Faktor Yang Mendukung Pengembangan Minat
Menurut Slameto, faktor yang mempengaruhi minat belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu, sedangkaan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu.
1) Faktor internal.
a) Faktor bawaan (genetik)
Faktor ini merupakan faktor yang mendukung perkembangan individu dalam minat dan bakat sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak dalam segala potensi melalui fisik maupun psikis yang dimiliki individu sebagai pewarisan dari orang tuanya.
b) Faktor kepribadian
Faktor kepribadian yaitu keadaan psikologis dimana perkembangan potensi anak tergantung pada diri dan emosi anak itu sendiri. Hal ini akan membantu anak dalam membentuk konsep serta optimis dan percaya diri dalam mengembangkan minat dan bakatnya
2) Faktor Eksternal
Faktor lingkungan merupakan olahan dari berbagai hal untuk mendukung pengembangan minat anak. Faktor lingkungan tersebut antara lain:
a) Lingkungan keluarga
Keluarga memegang peranan penting sebab keluarga adalah lingkungan pertama dan paling penting bagi anak. Dalam keluargalah seseorang dapat membina kebiasaan, cara berfikir, sikap dan cita-cita yang mendasari kepribadiannya. Menurut Slameto, seseorang akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.
b) Lingkungan sekolah
Suatu lingkungan yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar yang kondusif dan bersifat formal. Lingkungan ini sangat berpengaruh bagi pengembangan minat dan bakat karena di lingkungan ini minat dan bakat anak dikembangkan secara intensif.
c) Lingkungan masyarakat
Suatu lingkungan yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat. Di lingkungan ini anak akan mengaktualisasikan minat dan bakatnya kepada masyarakat. Teman pergaulan mampu menumbuhkan minat seseorang seperti halnya lingkungan keluarga. Bahkan terkadang teman bermain atau teman bergaul mempunyai pengaruh lebih besar dalam menanam benih minat atau cita-cita. Media massa yang baik memberikan pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga minat belajarnya. Sebaliknya media massa yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap belajarnya.