1. Konsep Dasar Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan
Konsep dasar pendidikan seni pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu seni dalam pendidikan dan pendidikan melalui seni.
Konsep yang pertama seni dalam pendidikan, pada awalnya dikemukakan oleh golongan esensialis yang menganggap bahwa secara hakiki materi seni penting diberikan kepada anak. Dengan demikian menurut konsep ini, keahlian seni seperti melukis, menyanyi, menari dan sebagainya perlu diajarkan kepada anak dalam rangka pengembangan dan pelestariannya. Artinya lembaga pendidikan dan pendidik berperan untuk mewariskan, mengembangkan, dan melestarikan berbagai jenis kesenian kepada anak didiknya.
Konsep yang kedua adalah konsep pendidikan melalui seni. Berdasarkan konsep ini, seni dipandang sebagai sarana atau alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan bukan untuk tujuan seni itu sendiri. Konsep pendidikan melalui seni inilah yang kemudian dianggap paling sesuai untuk diajarkan atau diselenggarakan di sekolah umum, khususnya pada tingkat sekolah dasar. Seni digunakan dalam pembelajaran disekolah untuk mendorong perkembangan peserta didiknya secara optimal, menciptakan
keseimbangan rasional dan emosional. Pendidikan seni pada hakekatnya merupakan proses pembentukan manusia melalui seni.
Pendidikan seni secara umum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap anak (peserta didik) menemukan pemenuhan dirinya dalam hidup, untuk mentransmisikan warisan budaya, memperluas kesadaran sosial dan sebagai jalan untuk menambah pengetahuan.
2. Sifat Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan
Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Hal ini ditegaskan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
a. Sifat Multilingual
Sifat multilingual dimaksudkan bahwa melalui seni dapat mengembangkankemampuanmengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran, dan berbagai perpaduannya. Untuk memiliki kemampuan ini, peserta didik dapat mempelajari berbagai disiplin pendidikan seni seperti seni rupa, seni musik, seni tari atau seni drama baik secara terpisah maupun secara terpadu.
b. Sifat Multidimensional
Maksud dari sifat multidimensional adalah melalui pendidikan seni dapat dikembangkan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi
dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika.
c. Sifat Multikultural
Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan Mancanegara. Hal ini merupakan wujud
pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidupsecara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk. Melalui pendidikan ini peserta didik mengenal keanekaragaman karya dan hasil budaya dari berbagai daerah, suku bangsa bahkan dari berbagai negara.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan
Berdasarkan KTSP, ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a. Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya.
b. Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik.
c. Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.
d. Seni drama, mencakup keterampilan pementasan dengan memadukan seni musik, seni tari dan peran.
e. Keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan hidup (life skills) yang meliputi keterampilan personal, keterampilan sosial, keterampilan vokasional dan keterampilan akademik.
4. Konsep Karya Kerajinan dalam Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan
Membuat sebuah karya kerajinan merupakan salah satu bidang keterampilan dalam Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan. Cabang kesenian ini pada dasarnya memprioritaskan kepada keterampilan tangan dalam bentuk benda hasil kerajinan.
Pada bidang keterampilan, siswa diharapkan bisa mencakup segala aspek kecakapan hidup yang meliputi keterampilan personal, keterampilan sosial, keterampilan vokasional, dan keterampilan akademik. Dalam prakteknya berdasarkan rambu-rambu KTSP, bidang keterampilan ini membekali siswa untuk bisa membuat karya kerajinan tangan atau pendukung kegiatan seni rupa lainnya.
Keterampilan kerajinan dalam Seni Budaya dan Keterampilan memfasilitasi siswa untuk pemenuhan dirinya melalui pengalaman apresiasi dan berkarya seni kerajinan berdasarkan sesuatu yang dekat dengan kehidupan dan dunianya (dunia siswa). Melalui berkarya kerajinan di sekolah, siswa dapat melakukan studi tentang warisan artistik dan sebagaisalah satu bentuk yang paling signifikan dari pencapaian prestasi manusia. Sehingga pengalaman siswa dalam berkarya kerajinan di sekolah diharapkan dapat memberi inspirasi yang berguna bagi mereka untuk melanjutkan pendidikannnya hingga menjadi mahluk dewasa.
Jenis karya kerajinan pada dasarnya sangat beragam. Keragaman ini dipengaruhi juga oleh pengertian kerajinan yang sangat luas meliputi berbagai kegiatan produksi benda pakai maupun benda hias. Satu hal yang menunjukkan karakteristik karya kerajinan diantaranya adalah pengunaan teknologi sederhana dan sentuhan tangan yang cukup dominan.
Ada berbagai jenis karya keterampilan yang memungkinkan untuk dipraktekkan di sekolah. Beberapa jenis karya atau kegiatan berkarya keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan membuat cat (pewarna) dari bahan alam dan buatan, membuat mainan yang digerakkan oleh angin dari bahan kertas dan bukan kertas, membuat mainan yang digerakkan dengan tali, karya kerajinan dengan teknik konstruksi, karya kerajinan motif hias Nusantara, dan lain sebagainya.
5. Konsep Motif Hias dalam Karya Kerajinan
Motif dapat disebut pola atau corak, sehingga motif hias juga berarti pola hias atau corak hias. Dalam dunia seni rupa, motif hias memiliki makna mempertinggi kualitas penampilan dengan bentuk-bentuk visual yang indahatau sedap dipandang mata. Walaupun perlu disadari bahwa nilai keindahan yang dimunculkan oleh motif hias juga dipengaruhi oleh selera dan budaya pengamatnya.
Aplikasi motif hias dalam sebuah karya kerajinan pada dasarnya bisa dikaitkan dengan dorongan dasar manusia yang cenderung menyukai akan keindahan dan cenderung untuk mempercantik dan memperindah karya kerajinan tersebut. Kecenderungan untuk menampilkan aspek keindahan bukan saja untuk kepuasan diri, tetapi juga untuk menarik minat dan perhatian individu yang lain.
Tujuan pembelajaran apresiasi motif hias di tingkat pendidikan dasar bukan hanya mengasah kepekaan estetis terhadap bentuk-bentuk yang indah, tetapi lebih dari itu, juga ingin mendidik siswa untuk menghargsi makna dibalik penciptaan atau penampilan motif-motif hias tersebut. Melalui motif hias siswa diajarkan untuk mengenal berbagai budaya yang mendukung penciptaan motif-motif hias tersebut.
Dalam penciptaan motif hias, selain siswa belajar mengenali jenis-jenis motif hias berdasarkan bentuk visualnya, siswa juga akan belajar untuk mengenal daerah dan masyarakat yang mendukung penciptaan motif-motif tersebut. Sehingga melalui motif hias siswa dapat belajar untuk menghargai warisan artistik dan budaya leluhurnya, menumbuhkan rasa kecintaan dan kebanggaan terhadap kekayaan budaya yang dimilikinya tersebut.